Neraka dikelilingi oleh kesenangan


Manusia itu lebih mudah dalam melakukan kejelekan dibanding kebaikan. Tanpa diperintahpun pun manusia senantiasa berlaku keburukan, sedangkan untuk berlaku kebaikan sangatlah sulit  dilakukan, meskipun sudah diberikan petunjuk. Itu karena manusia memiliki hawa nafsu dan hawa nafsu itu lebih cenderung mengarah pada kejelekan.

Dari Anas bin Malik radhiyalllahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disenangi -nafsu- dan neraka dikelilingi oleh hal-hal yang disenangi -oleh nafsu-.” (HR. Muslim)

Arti kata dikelilingi dalam hadits diatas adalah terhalang. Sebagaimana sebuah perkampungan yang tekepung banjir. Karena itu, untuk sampai pada perkampungan tersebut, seseorang harus berani menerjang banjir. Demekian juga dengan surga. Mereka yang menginginkannya harus siap melawan berbagai kemakruhan. Yang dimaksud dengan kemakruhan adalah segala hal yang dianggap buruk dan dibenci oleh syariat.

Begitu pula sebaliknya, posisi neraka dalam hadits di atas dikelilingi dengan berbagai kesenangan. Barang siapa yang kesehariannya selalu bersenang-senang tanpa mempedulikan aturan syariat, sungguh dia telah berada sangat dekat dengan neraka.

Apa yang disampaikan oleh Rasulullah dalam hadits ini sangatlah mudah difahami. Apalagi untuk orang dewasa. Namun, sayangnya seringkali pemahaman itu hanya berhenti sebagai pengetahuan dan tidak ditindak lanjuti sebagai amalan. Sehingga seringkali orang mengaku takut dengan api neraka serta siksa-siksa di dalamnya, tetapi masih saja bergelut dalam kesenangan syahwat yang terlarang.

Hidup ini laksana bentangan kanvas putih. Tiap tahun tiba, kita telah goreskan aneka warna. Tapi ingat, suatu saat nanti Allah akan menilai kualitas lukisan kita. Semoga kita bisa indahkan lukisan di sisa waktu. Seperti itulah hidup ini. Ia hanya permainan. Yang pandai bermain akan dapatkan surga. Yang terlena kehidupan dunia akan dapatkan neraka. Ia hanya kefanaan, yang tak mampu membedakan akan tergoda. Ia hanya kedustaan, yang tertipu akan tersesat. Betapa hidup ini terasa cepat, waktu terus berjalan tak terkendali.

Mengingat mati memberikan dua manfaat besar. Pertama, pemahaman mendalam kita pada kesementaraan kehidupan ini akan mengantarkan kita pada kebijaksanaan hidup dan keikhlasan pengabdian. Kedua, mengingat mati adalah penawar cinta dunia yang berlebihan.

Oleh karena itu, tatkala tergoda dengan dosa dan maksiat, ingatlah mati. Rasulullah pernah bersabda, "Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang hamba itu, Dia akan mempergunakannya." Sahabat bertanya, "Bagaimana Allah mempergunakan hamba itu?" Rasulullah menjawab, "Allah akan menentukan kepadanya sesuatu amalan yang soleh sebelum kematiannya."

Kita selalu dihadapkan pada pilihan :

  • antara dunia dan akhirat,
  • antara kemuliaan yang fana atau kemuliaan yang abadi,
  • antara mencintai kehidupan atau mencintai kematian,
  • antara mengejar hidup nyaman atau mengejar mati nyaman,
  • antara mengisi tabungan dunia, atau mengisi tabungan akhirat.

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَىٰهَا.

Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.(QS An Nazi'at : 46)

Mari kita beramal, tanpa menghitungnya, kelak di akhirat kita hanya bisa menghitung tanpa bisa beramal. Apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kematian? Hanya ada dua pilihan, yaitu berjuang di sisa umur kita untuk mendapatkan surga atau terlena oleh kehidupan dunia sehingga terjerumus ke neraka.

Semoga tulisan ini bisa menambah iman kita kepada hari akhirat dan menumbuhkan semangat dalam beramal shalih.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Neraka dikelilingi oleh kesenangan"

Posting Komentar