Keutamaan umrah dan haji
Setiap orang pasti merindukan tanah suci, apalagi Ka’bah di tanah haram Makkah. Di tempat tersebut ada dua aktivitas ibadah yang mulia yaitu umrah dan haji. Untuk umrah sendiri bisa dilakukan setiap saat. Sedangkan haji hanya khusus di bulan haji, bulan Dzulhijjah.
Kalau ditanya “Apakah anda mau umrah?”. Semua orang pasti menjawab “Mauuuu”. Tapi ketika ditanya seberapa besar niatnya dan apa yang sudah diusahakan mungkin hanya bisa diam. Hal ini karena kebanyakan kita hanya ingin, tapi belum niat dan bersungguh-sungguh.
Nah, mengapa kita masih belum niat dan sungguh-sungguh, hal ini karena biasanya kita masih belum tau ilmunya, belum tau keutamaan dan manfaat umroh, beserta ancaman dibaliknya bagi yang tidak bersegera.
Kita mulai dengan keutamaan-keutamaannya :
Maka bagi seorang muslim, kapan saja dia telah memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji atau umroh, hendaklah ia bersegera untuk menunaikannya, sebagai kewajiban yang harus dilaksanakannya, dan dalam rangka berharap untuk melihat rumah Allah yang ia hadapkan wajah ke arahnya di setiap shalat, dan juga dalam rangka berharap agar dapat menyaksikan berbagai manfaat yang telah Allah syaratkan dalam firman-Nya:
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” (QS Al-Hajj: 28).
Nah, mengapa kita masih belum niat dan sungguh-sungguh, hal ini karena biasanya kita masih belum tau ilmunya, belum tau keutamaan dan manfaat umroh, beserta ancaman dibaliknya bagi yang tidak bersegera.
Kita mulai dengan keutamaan-keutamaannya :
- Karena umroh adalah panggilan Allah
“Dan berserulah kepada Manusia Untuk Mengerjakan Haji, Niscaya Mereka Akan Datang Kepadamu Dengan Berjalan Kaki, Dan Mengendarai Unta Yang Kurus Yang Datang Dari Segenap Penjuru Yang Jauh.” (QS. Al-Hajj: 27–28)
Bahkan mayoritas Ulama mengatakan bahwa Umrah wajib sekali seumur hidup dengan melihat digandengnya kata haji dan umrah di ayat ini :
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah.” (QS. Al Baqarah: 196).
Tinggal bagaimana sikap kita dalam menanggapi seruan dan panggilan Allah ini. -
Niat mengikuti sunah Nabi Muhammad, umrah kemudian Insya Allah haji
Dari Qotadah, “Saya Bertanya Kepada Sahabat Anas Ra,Berapa Kali Nabi Saw Menunaikan Ibadah Umroh?” Beliau Menjawab: “empat kali umroh, 1-umroh perjanjian Hudaibiyyah di bulan Dzul Qo’dah, saat dihadang oleh orang-orang musyrik, 2-umroh tahun berikutnya di bulan Dzul Qo’dah, sesuai kesepakatan sebelumnya, 3-umroh dari Ji’ronah, ketika beliau membagi-bagikan ghanimah (harta rampasan perang). Aku menduga yang dimaksudnya adalah ghanimah perang Hunain.- Qotadah bertanya, “Berapa kali Nabi Saw berhaji?” Anas Ra menjawab, “Satu kali, (sekaligus berumroh yang ke-4.” ( HR. Bukhori) -
Dikabulkannya semua doa dan keinginan
Jabir bin abdillah berkata, “Rumah ini (Baitullah) adalah tiang Islam, maka barang siapa yang berangkat menuju rumah ini, baik untuk mengerjakan haji atau umroh, maka telah dijamin oleh Allah, jika ia meninggal akan dimasukkan-Nya ke surga, dan jika kembali akan diberkahi dengan oleh-oleh pahala”. (HR Ibnu Jureij dengan sanad hasan).
“Orang-orang yang mengerjakan haji dan umroh adalah dutanya Allah ‘Azza wa Jalla, Dia berikan kepada mereka apapun yang menjadi permintaanmereka, Dia kabulkan apapun doa mereka, Dia gantikan untuk mereka semua biaya, satu dirham diganti satu juta dirham.” (HR. Al-Bayhaqi)
Niatkanlah kesana bukan sebagai tujuan, tapi sebagai wasilah (jalan) untuk bisa meraih kebaikan-kebaikan besar lainnya melalui doa yang kita ajukan disana. Maka sungguh tak ada ruginya berangkat kesana, bahkan Allah ganti 1 juta kali lipat biaya yang kita keluarkan. -
Menghindari ancaman jika tidak bersegera
Ada beberapa hadist yang menunjukkan bahwa jika kita sudah diberikan kemampuan dan tidak bersegera, maka Allah halangkan kita dari kebaikan-kebaikan yang tak terbatas.
Rasulullah Saw Bersabda: “Allah Berfirman: “Sesungguhnya seorang hamba telah Aku sehatkan badannya, aku luaskan rezekinya, tetapi berlalu dari lima tahun dan dia tidak menghadiri undangan-Ku (haji/umroh), maka sungguh dia orang yang benar-benar terhalang ( dari kebaikan tak terbatas — dunia akhirat )”. (HR. Ibnu Hibban Dan Dishahihkan Oleh Al Albani Di Dalam Kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, №1662)
Maka bagi seorang muslim, kapan saja dia telah memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji atau umroh, hendaklah ia bersegera untuk menunaikannya, sebagai kewajiban yang harus dilaksanakannya, dan dalam rangka berharap untuk melihat rumah Allah yang ia hadapkan wajah ke arahnya di setiap shalat, dan juga dalam rangka berharap agar dapat menyaksikan berbagai manfaat yang telah Allah syaratkan dalam firman-Nya:
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” (QS Al-Hajj: 28).
0 Response to "Keutamaan umrah dan haji"
Posting Komentar