2 Qirat Untuk Sang Pengantar Jenazah


Salah satu tanda rasa kasih sayang antar saudara seiman adalah membantu mengurus jenazah sampai dikuburkan, berta'ziah. Agama Islam menganjurkan untuk menghadiri pemakaman, baik kerabat, sahabat, kenalan, terlebih jika yang meninggal adalah anggota keluarga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan hukum sunnah dalam mengantarkan jenazah sekaligus menggotong keranda jenazah itu

Mengikuti pemakaman adalah satu dari lima hak Muslim atas Muslim yang lain. Lima hak tersebut antara lain menjawab salam, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, mendoakan orang yang bersin serta mengikuti pemakaman.

Dalam kaitan ini, Nabi mengajarkan agar dalam mengantar jenazah hendaknya mempercepat langkah. Sebagaimana tertera dalam satu hadis yang diriwayatkan Bukhari Muslim, bahwa dengan bergegas membawa jenazah, bila jenazah itu orang yang saleh, berarti segera membawanya menuju kebaikan.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ

“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

« مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ ». قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ ».

“Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” “Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim no. 945)

Secara garis besar dalam memuliakan jenazah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan petunjuk terperinci. Dimulai dari melayat ke rumah keluarga yang ditinggalkan, menasehati keluarga yang ditinggalkan dengan kesabaran, ikut menshalatkan jenazah, ikut mengiringi jenazah ke pemakaman dan mendoakannya.

Bukan hanya terhadap kerabat orang yang meninggal saja, tuntunan untuk menghormati jenazah juga ditujukan bagi orang-orang sekitar, yakni mereka yang dilewati iring-iringan jenazah. Nabi meminta supaya umat ikut menghormati jenazah tersebut.

Sabda Nabi, ''Kalau kamu melihat jenazah, maka berdirilah, barangsiapa yang mengikuti jangan duduk sampai jenazah diletakkan.''

Turut menghadiri pemakaman, serta tetap tinggal hingga orang yang meninggal dikuburkan, akan bernilai pahala besar. Hal ini dijabarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam agar menjadi pedoman umat.

Barangsiapa menghadiri pemakaman sehingga shalat jenazah dilaksanakan akan menerima pahala satu qirat, dan barang siapa menghadiri pemakaman dan tetap tinggal hingga jenazah dimakamkan, ia akan menerima pahala dua qirat.'' (Muttafaq'alaih) Adapun dua qirat yang dimaksudkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam setara dengan dua gunung besar.

Hamid Al-Qaishari rohimahullah berkata,

“Setiap orang dari kita yakin pasti akan mati, tetapi kami tidak melihatnya bersiap-siap untuk menghadapinya. Setiap orang dari kita yakin adanya surga, namun kami tidak melihat orang beramal untuknya. Setiap orang dari kita yakin adanya neraka, namun kami tidak melihat orang yang takut kepadanya. Lalu di atas apa kalian berbahagia? Apa yang kalian tunggu? Kematian?
Ia adalah perkara pertama dari perkara-perkara Allah yang datang kepada kalian dengan kebaikan atau keburukan. Saudara-saudara, berjalanlah kepada Rabb kalian dengan baik.”

[Dikutip dari Buku “Mukhtashor Minhajul Qoshidin” Inti Sari Kitab Ihya’ ‘Ulumuddin (terjemah), Karya Al-Imam Ibnu Qudamah rohimahulloh, Tahqiq Asy-Syaikh Zuhair Asy-Syawisy, Penerbit Darul Haq, hal.709.]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "2 Qirat Untuk Sang Pengantar Jenazah"

Posting Komentar