Uang bukan segalanya, tapi segalanya membutuhkan uang. Ungkapan ini sering membuat banyak orang galau akan kehidupannya, entah itu pria, wanita, tua, muda, kaya, atau miskin. Sebagian besar dari mereka dan juga kita, lebih fokus pada hal yang materil.
Bekerja keras itu baik, bekerja tanpa kenal lelah itu baik, bekerja untuk mendapat uang demi masa depan yang lebih cerah itu baik. Tapi ingatlah bahwa semua itu ada waktunya. Ada waktu untuk istirahat yang cukup, ada waktu untuk santai sejenak bertemu dan mengobrol dengan keluarga atau teman. Ada waktu untuk mencintai diri sendiri, dan juga orang lain.
Apa gunanya bila bekerja terus menerus sampai tua dan akhirnya di masa tua sakit-sakitan, yang akhirnya membuat sebagian besar harta terkuras untuk biaya pengobatan. Pengorbanan di masa muda yang sia-sia.
Menunda pekerjaan selama sekian menit untuk menelepon orang tua, kakek, nenek, saudara, teman, atau pasangan yang tercinta bukanlah hal yang buruk. Karena mungkin saja itu adalah waktu yang terakhir untuk bisa bercengkrama. Seperti ungkapan, kita bisa saja menunda waktu, tapi waktu tidak akan bisa ditunda. Menunda sekian menit sebelum melakukan suatu aktivitas, untuk berdoa, bukanlah hal yang dilarang tapi malah dianjurkan oleh semua kepercayaan. Dan Tuhan pasti akan menyukainya, karena Dia suka bercengkrama dengan ciptaan-NYA. Hidup kita yang singkat ini akan lebih indah bila kita bisa mengisi waktu-waktu yang ada dengan bijaksana.
Waktu akan membentuk manusia menjadi seorang yang baik, atau buruk, tergantung pilihan yang diambil. Belajarlah dengan baik selagi masih muda, beranilah mencoba selagi masih ada kesempatan. Hormatilah orang tua selagi mereka masih ada, ingatlah mereka kalau sudah tiada. Bercanda rialah dengan teman selagi masih bisa bertemu, bangunlah pertemanan yang sejati. Cintailah pasanganmu dengan tulus, karena cinta adalah salah satu anugrah Tuhan yang indah. Berdoalah dengan sungguh-sungguh kepada Sang Pencipta, sebelum nanti waktu-NYA yang tiba.
Masa lalu, sekarang, dan masa depan. Ingat dan belajarlah dari kesalahan di masa lalu, supaya lebih bijak melangkah ke depan. Rasakan, nikmati, dan jalani dengan penuh, hidup di saat ini, supaya terasa maknanya. Berdoa, optimis, dan tersenyumlah menatap masa depan, karena selalu ada keajaiban untuk waktu yang belum terlewati itu.
Tidak ada yang bisa membeli kenangan indah di masa lalu, begitu juga tidak ada yang bisa merubah kenangan buruk di masa lalu. Terimalah. Kehidupan manusia seperti alunan nada-nada dalam sebuah musik klasik, memiliki tempo, dan tinggi rendah nada yang berbeda-beda. Tidak ada yang benar-benar sama, masing-masing unik. Seringkali perlu mendengar dengan hati, untuk dapat menikmatinya. Seperti hidup ini, terkadang jawaban dari suatu pertanyaan bukanlah dari akal atau kepandaian, tapi dari dalam hati.
Apapun keadaan kita sekarang, ingatlah bahwa kehidupan itu selalu layak untuk dijalani. Selalu ada kesempatan baik bagi kita, selama kita sudah menyiapkan diri dengan baik. Kesempatan dalam berbagai hal, entah itu dalam pekerjaan atau dalam pilihan pasangan hidup.
Layaknya sebuah kompetisi, pemenang biasanya adalah seseorang yang sudah melatih dirinya berbagai hal, dan siap akan segala sesuatu…namun memang terkadang bisa saja pemenangnya adalah seseorang yang sedang beruntung. Begitulah kehidupan, selalu ada hal yang tidak dapat diperkirakan dengan pasti.
Mata uang yang termahal di dunia ini adalah waktu. Saat kita kehilangan uang, kita bisa mendapatkannya kembali, tapi tidak saat kita kehilangan waktu. Kematian bukanlah sebuah kehilangan yang terbesar dalam hidup ini, kehilangan yang terbesar dalam hidup ini adalah ketika kita “mati” selagi kita masih hidup.