Hidup adalah Belajar
Kehidupan selalu memberikan pelajaran berharga bagi para pemerannya. Ia tak pernah berhenti menciptakan kisah baru dalam setiap episodenya. Ia selalu menghadirkan hal-hal baru yang tak pernah diduga sebelumnya. Selalu saja ada cerita baru yang harus disimak dan diperankan. Nampaknya mudah, namun sulit untuk dilakukan.
Bak drama, kehidupan memang begitu adanya. Dia tak semudah yang kita kira tapi juga tak sesulit yang kita bayangkan. Sang Pemilik Kehidupan yang sesungguhnya selalu membuat cerita baru dalam naskah skenario-Nya. Ia (Allah Subhanahu Wataála) akan menghadirkan tokoh-tokoh baru yang akan menjadi bagian dalam kisah kita. Kita tak pernah tahu dengan siapa kita akan bertemu dan beradu peran. Yang kita tahu hanyalah menjalankan peran tersebut dengan sebaik-baiknya.
Dalam drama pasti ada tokoh protagonis dan antagonis. Begitu pula dalam kehidupan. Sekiranya ada yang bertanya, maka pertanyaan itu adalah peran apa yang sedang kita mainkan? Begitulah kira-kira. Perlu berdiam diri sejenak untuk bisa menjawab pertanyaan itu. Bahkan kadang ada yang tidak bisa menjawabnya.
Setiap manusia itu memiliki sifat baik, dalam kehidupan, tidak ada orang yang jahat atau buruk. Sederhananya adalah bahwa setiap manusia yang diciptakan-Nya pastilah orang baik. Tidak buruk tidak pula jahat. Lalu kenapa ada sebahagian manusia yang memerankan tokoh antagonis? Adalah lingkungan dan dorongan dari dalam hatinya (hawa nafsu) yang membuat dia harus memerankan tokoh itu. Jika dia tidak punya benteng iman yang kuat, maka manusia dapat dengan mudah ia dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang membuatnya memerankan tokoh tersebut.
Jadi, kehidupan memiliki banyak hikmah yang harus direnungkan. Agar kita sebagai hamba-Nya senantiasa menyadari kelemahan yang ada pada diri kita. Silahkan kita memilih untuk memerankan tokoh yang mana. Protagoniskah atau antagoniskah? Itu adalah pilihan kita. Karena hidup adalah pilihan. Memilih untuk tetap menjadi orang yang taat atau memilih untuk menjadi orang yang maksiat. Allah Subhanahu Wataála tidak pernah meminta kita untuk memilih dimana kita akan dilahirkan. Dengan keluarga yang bagaimana kita akan tinggal. Tapi Allah Subhanahu Wataála memberikan pilihan dalam menjalani kehidupan. Hanya ada dua pilihan. Menjadi orang baik atau orang jahat. Ketika kita sudah memilih maka akan ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh setiap pemerannya.
Kehidupan; belajarlah dari dia. Yang selalu banyak cerita baru tanpa harus mengulang dengan cerita yang sama. Yang bisa menjadi motivator terbaik kita, sebab disana ada banyak pengalaman berharga yang sayang bila dilewatkan. Bersabar dan bersyukur, merupakan salah satu rumus kehidupan yang harus dimiliki setiap orang. Jika tidak, maka jangan harap dia akan menjalani kehidupan dengan hati yang kuat. Ia akan menjadi rapuh dan mudah putus asa. Dan jika sudah begitu maka ia akan kesulitan dalam mengambil hikmah ataupun pelajaran dari setiap ajaran yang dikisahkan oleh kehidupan.
0 Response to "Hidup adalah Belajar"
Posting Komentar