Waktu tak kan pernah kembali


Begitu berharganya waktu sampai-sampai orang barat berkata ”Time is money”.  Kehilangan waktu atau waktu dilalui dengan aktivitas yang tidak bermanfaat, ibarat kehilangan segepok uang. Beda lagi dengan bangsa Arab yang terkenal dengan agadiumnya yang berbunyi, “Waktu laksana pedang, bila engkau tak menaklukkannya, ia akan memenggalmu”.

Dalam kitab Al-Jawaabul Kaafi karya imam Ibnul Qayim rahimahullahu disebutkan bahwa Imam Syafi’i berkata,
 
الوقت سيف فإن قطعته و إلّا قطعتك, و نفسك إن لم تشغلها بالحق و إلاّ شغلتك بالباطل 

“Waktu laksana pedang, jika engkau tidak menggunakannya maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia”.

Hal ini menunjukkan bahwa kita harus mengolah waktu ke hal-hal yang positif dan bermanfaat. Dan janganlah sekali-kali menggunakannya untuk hal-hal yang sia-sia.  

Allah Subhanahu Wataála berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr:1-3). 

Sobat yang dirahmati Allah Ta’ala, seharusnya kita sadar dan menyadari bahwa waktu itu sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba, sangat amat disayangkan jika waktu itu berlalu saja tanpa ada selipan ketaatan di dalamnya. 

Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
 
ما ندمت على شيء ندمي على يوم غربت شمسه نقص فيه أجلي و لم يزد فيه عملي 

“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam ajalku berkurang, namun amalku tidak bertambah”. 

Dan tanda Allah menelantarkan hamba ialah salah satunya Allah jadikan ia sibuk dalam hal-hal yang sia-sia. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

من علامة إعراض الله عن العبد أن يجعله شغله فيما لا يعنيه خذلانا من الله عزوجل 

“Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya” (Al Bahrur Ra’iq, hal. 70) 

Waktu akan membentuk manusia menjadi seorang yang baik, atau buruk, tergantung pilihan yang diambil. Belajarlah dengan baik selagi masih muda, beranilah mencoba selagi masih ada kesempatan. Hormatilah orang tua selagi mereka masih ada, ingatlah mereka kalau sudah tiada. Bercanda rialah dengan teman selagi masih bisa bertemu, bangunlah pertemanan yang sejati. Cintailah pasanganmu dengan tulus, karena cinta adalah salah satu anugrah Tuhan yang indah. Berdoalah dengan sungguh-sungguh kepada Sang Pencipta, sebelum nanti waktu-NYA yang tiba.

Masa lalu, sekarang, dan masa depan. Ingat dan belajarlah dari kesalahan di masa lalu, supaya lebih bijak melangkah ke depan. Rasakan, nikmati, dan jalani dengan penuh, hidup di saat ini, supaya terasa maknanya. Berdoa, optimis, dan tersenyumlah menatap masa depan, karena selalu ada keajaiban untuk waktu yang belum terlewati itu. 

Tidak ada yang bisa membeli kenangan indah di masa lalu, begitu juga tidak ada yang bisa merubah kenangan buruk di masa lalu. Terimalah. Kehidupan manusia seperti alunan nada-nada dalam sebuah musik klasik, memiliki tempo, dan tinggi rendah nada yang berbeda-beda. Tidak ada yang benar-benar sama, masing-masing unik. Seringkali perlu mendengar dengan hati, untuk dapat menikmatinya. Seperti hidup ini, terkadang jawaban dari suatu pertanyaan bukanlah dari akal atau kepandaian, tapi dari dalam hati. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan,

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ 

“Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2459, beliau mengatakan hadis ini ‘hasan’)  

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ: شَبابَكَ قبلَ هِرَمِكَ ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ ، وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ 

“Manfaatkan dengan baik lima perkara sebelum (datangnya) 5 perkara, yaitu: (1) Masa mudamu sebelum (datang) masa tua. (2) Masa sehatmu, sebelum (datang) masa sakit. (3) Masa mampumu sebelum datang masa fakir. (4) Masa luangmu, sebelum datang masa sibuk. (5) Masa hidupmu sebelum (datang) kematian.” (HR. Al-Hakim no. 7846 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 10248 dengan sanad yang sahih) 

Semoga Allah Subhanahu Wataála mudahkan diri kita mengisi hari-hari kita dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, konsisten di dalamnya dan tidak menunda-nunda waktu. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang lebih mengutamakan kualitas amal dari pada kuantitasnya, yaitu beramal dengan ikhlas mengharap rida Allah dan beribadah sesuai dengan tuntunan serta petunjuk dari Nab iMuhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Waktu tak kan pernah kembali"

Posting Komentar