Hati hati terhadap amarah


Marah adalah gejolak jiwa yg mengarah pada tindak kekerasan, yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Semua orang pasti pernah mengalami salah satu bentuk emosi ini. Marah yang dipendam di dalam maupun yang tampak di luar, sama-sama meninggalkan jejaknya pada tubuh kita. Disadari atau tidak, pada akhirnya akan menimbulkan suasana yang kurang menyenangkan (tidak harmonis) di sekeliling kita.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhari].

Mengapa marah ini harus dihindari, alasannya secara umum adalah karena marah ini perbuatan tercela yang datangnya dari setan. amarah mampu menutup akal sehat dan membuat orang yang marah ini mampu melakukan halhal yang diluar batas, misal marah karena diejek atau meras dihina, maka kemudian ia tega membunuh atau menganiaya orang yang menghinanya. Atau marah karena dilecehkan, kemudian orang yang marah ini berniat untuk membalas dendam dengan berbautan yang lebih buruk. Marah-marah yang disebabkan oleh nafsu seperti ini haram hukumnya dalam islam dan termasuk perbautan tercela.

Ada marah yang diperbolehkan dalam islam, yang termasuk dalam perbuatan terpuji, yaitu marah yang disyariatkan dalam agama. Misalnya marah karena agamanya dihina atau dilecehkan atau marah karena melihat kedzoliman terjadi didepan mata kita. Marah yang seperti bukan timbul dari nafsu, namun dari ghiroh atas kecintaan kita terhadap agama. Maka dari itu marah yang seperti ini diperbolehkan.

RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : 
“Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.” (HR. Bukhari no. 6114 dan Muslim no. 2609).

Al Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Anas Al Juba’i , bahwa RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda,

 مَنْ كَظَمَ غَيْظًا – وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ – دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ 

“Siapa yang dapat menahan marahnya padahal ia mampu untuk meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari kiamat sehingga orang itu memilih bidadari cantik sesuka hatinya.” (HR. Abu Daud no. 4777 dan Ibnu Majah no. 4186 Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Cara hilangkan kemarahan

Lalu, bagaimanakah cara mengendalikan marah tersebut? RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم mangajarkan cara-cara menghilangkan kemarahan dan cara menghindari efek negatifnya, diantaranya adalah:

  1. Membaca ta’awudz ketika marah.
    Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim rahimakumullah meriwayatkan hadits dari Sulaiman bin Surod Radliyallahu ‘anhu : “Ada dua orang saling mencela di sisi Nabi Shalallahu alaihi wasallam dan kami sedang duduk di samping Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم . Salah satu dari keduanya mencela lawannya dengan penuh kemarahan sampai memerah wajahnya. Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : Sesungguhnya aku akan ajarkan suatu kalimat yang kalau diucapkan akan hilang apa yang ada padanya. Yaitu sekiranya dia mengucapkan : ‘Audzubillahi minasy Syaithani rrajiim’. Maka mereka berkata kepada yang marah tadi : Tidakkah kalian dengar apa yang disabdakan nabi? Dia menjawab : Aku ini bukan orang gila.”

  2. Dengan duduk.
    Apabila dengan ta’awudz kemarahan belum hilang maka disyariatkan dengan duduk, tidak boleh berdiri. Al Imam Ahmad dan Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan hadits dari Abu Dzar Radliyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri duduklah, jika belum hilang maka berbaringlah.” Hal ini karena marah dalam berdiri lebih besar kemungkinannya melakukan kejelekan dan kerusakan daripada dalam keadaan duduk. Sedangkan berbaring lebih jauh lagi dari duduk dan berdiri.

  3. Tidak bicara
    Diam tidak berbicara ketika marah merupakan obat yang mujarab untuk menghilangkan kemarahan, karena banyak berbicara dalam keadaan marah tidak bisa terkontrol sehingga terjatuh pada pembicaraan yang tercela dan membahayakan dirinya dan orang lain. Dalam hadits disebutkan :“Apabila diantara kalian marah maka diamlah.” Beliau ucapkan tiga kali. (HR. Ahmad)

  4. Berwudlu
    Sesungguhnya marah itu dari setan. Dan setan itu diciptakan dari api maka api itu bisa diredam dengan air, demikian juga sifat marah bisa diredam dengan berwudlu. RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : ”Sesungguhnya marah itu dari syaithan dan syaithan itu dicipta dari api, dan api itu diredam dengan air maka apabila diantara kalian marah berwudlulah.” (HR. Ahmad dan yang lainnya dengan sanad hasan)

Kapan Kita Boleh Marah? 

Tidak semua kemarahan itu tercela, ada yang terpuji , bahkan sampai pada tingkatan harus marah yaitu ketika kita melihat agama Allah direndahkan dan dihinakan, maka kita harus marah karena Allah terhadap pelakunya. RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم tidak pernah marah jika celaan hanya tertuju pada pribadinya dan beliau sangat marah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah maka Beliau tidak diam, beliau marah dan berbicara.

Ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم melihat kelambu rumah Aisyah ada gambar makhluk hidupnya (yaitu gambar kuda bersayap) maka merah wajah Beliau dan bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah orang membuat gambar seperti gambar ini.” (HR. Bukhari Muslim)

Al Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Anas radhiyallahu anhu : “Anas membantu rumah tangga RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم selama 10 tahun, maka tidak pernah beliau berkata kepada Anas : “ah”, sama sekali. Beliau tidak berkata terhadap apa yang dikerjakan Anas : “mengapa kamu berbuat ini.” Dan terhadap apa yang tidak dikerjakan Anas,”Tidakkah kamu berbuat begini.” (HR. Bukhari dan Muslim) Begitulah keadaan beliau senantiasa berada diatas kebenaran baik ketika marah maupun ketika dalam keadaan ridha / tidak marah. Dan demikianlah semestinya setiap kita selalu diatas kebenaran ketika ridha dan ketika marah.

RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : artinya : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu berbicara yang benar ketika marah dan ridha.” (Hadits shahih riwayat Nasa’i) Al Imam Ath Thabari rahimahullah meriwayatkan hadits Anas : “Tiga hal termasuk akhlak keimanan yaitu : orang yang jika marah kemarahannya tidak memasukkan ke dalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.”

Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah سبحانه وتعالى, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu dan syahwatnya menyeret kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran.

Bulan Ramadhan merupakan saat yang tepat melatih diri kita menuju sifat kesempurnaan dengan menghilangkan sifat marah dan berupaya menjadi orang yang tidak mudah marah. Semoga Allah memudahkan kita untuk bisa mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-NYA.
Sumber :Buletin Musholla Al Ikhlas
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Waktu tak kan pernah kembali


Begitu berharganya waktu sampai-sampai orang barat berkata ”Time is money”.  Kehilangan waktu atau waktu dilalui dengan aktivitas yang tidak bermanfaat, ibarat kehilangan segepok uang. Beda lagi dengan bangsa Arab yang terkenal dengan agadiumnya yang berbunyi, “Waktu laksana pedang, bila engkau tak menaklukkannya, ia akan memenggalmu”.

Dalam kitab Al-Jawaabul Kaafi karya imam Ibnul Qayim rahimahullahu disebutkan bahwa Imam Syafi’i berkata,
 
الوقت سيف فإن قطعته و إلّا قطعتك, و نفسك إن لم تشغلها بالحق و إلاّ شغلتك بالباطل 

“Waktu laksana pedang, jika engkau tidak menggunakannya maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia”.

Hal ini menunjukkan bahwa kita harus mengolah waktu ke hal-hal yang positif dan bermanfaat. Dan janganlah sekali-kali menggunakannya untuk hal-hal yang sia-sia.  

Allah Subhanahu Wataála berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr:1-3). 

Sobat yang dirahmati Allah Ta’ala, seharusnya kita sadar dan menyadari bahwa waktu itu sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba, sangat amat disayangkan jika waktu itu berlalu saja tanpa ada selipan ketaatan di dalamnya. 

Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
 
ما ندمت على شيء ندمي على يوم غربت شمسه نقص فيه أجلي و لم يزد فيه عملي 

“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam ajalku berkurang, namun amalku tidak bertambah”. 

Dan tanda Allah menelantarkan hamba ialah salah satunya Allah jadikan ia sibuk dalam hal-hal yang sia-sia. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

من علامة إعراض الله عن العبد أن يجعله شغله فيما لا يعنيه خذلانا من الله عزوجل 

“Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya” (Al Bahrur Ra’iq, hal. 70) 

Waktu akan membentuk manusia menjadi seorang yang baik, atau buruk, tergantung pilihan yang diambil. Belajarlah dengan baik selagi masih muda, beranilah mencoba selagi masih ada kesempatan. Hormatilah orang tua selagi mereka masih ada, ingatlah mereka kalau sudah tiada. Bercanda rialah dengan teman selagi masih bisa bertemu, bangunlah pertemanan yang sejati. Cintailah pasanganmu dengan tulus, karena cinta adalah salah satu anugrah Tuhan yang indah. Berdoalah dengan sungguh-sungguh kepada Sang Pencipta, sebelum nanti waktu-NYA yang tiba.

Masa lalu, sekarang, dan masa depan. Ingat dan belajarlah dari kesalahan di masa lalu, supaya lebih bijak melangkah ke depan. Rasakan, nikmati, dan jalani dengan penuh, hidup di saat ini, supaya terasa maknanya. Berdoa, optimis, dan tersenyumlah menatap masa depan, karena selalu ada keajaiban untuk waktu yang belum terlewati itu. 

Tidak ada yang bisa membeli kenangan indah di masa lalu, begitu juga tidak ada yang bisa merubah kenangan buruk di masa lalu. Terimalah. Kehidupan manusia seperti alunan nada-nada dalam sebuah musik klasik, memiliki tempo, dan tinggi rendah nada yang berbeda-beda. Tidak ada yang benar-benar sama, masing-masing unik. Seringkali perlu mendengar dengan hati, untuk dapat menikmatinya. Seperti hidup ini, terkadang jawaban dari suatu pertanyaan bukanlah dari akal atau kepandaian, tapi dari dalam hati. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan,

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ 

“Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2459, beliau mengatakan hadis ini ‘hasan’)  

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ: شَبابَكَ قبلَ هِرَمِكَ ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ ، وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ 

“Manfaatkan dengan baik lima perkara sebelum (datangnya) 5 perkara, yaitu: (1) Masa mudamu sebelum (datang) masa tua. (2) Masa sehatmu, sebelum (datang) masa sakit. (3) Masa mampumu sebelum datang masa fakir. (4) Masa luangmu, sebelum datang masa sibuk. (5) Masa hidupmu sebelum (datang) kematian.” (HR. Al-Hakim no. 7846 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 10248 dengan sanad yang sahih) 

Semoga Allah Subhanahu Wataála mudahkan diri kita mengisi hari-hari kita dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, konsisten di dalamnya dan tidak menunda-nunda waktu. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang lebih mengutamakan kualitas amal dari pada kuantitasnya, yaitu beramal dengan ikhlas mengharap rida Allah dan beribadah sesuai dengan tuntunan serta petunjuk dari Nab iMuhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengapa harus jujur


Sebagian orang awam mengatakan bahwa bohong itu akan selamat. Tapi seorang muslim yang baik dan punya tanggung jawab kepada Allah Subhanahu Wataála akan mengatakan "orang jujur lebih selamat dan berkah."

Pada zaman sekarang, tampilan berlaku jujur didalam masyarakat sulit kita temukan. Banyak masyarakat yang tidak memiliki kesadaran dan kepedulian tentang berlaku jujur. Padahal berlaku jujurlah adalah suatu kewajiban dan perbuatan yang mulia. Kepentingan pribadi yang bersifat materi (berharga) dan agar kepentingan itu berjalan mulus seringkali menjadi alasan seseorang untuk tidak berlaku jujur. Meskipun tidak jarang sampai menggadaikan keimanan dan harga diri.

Jujur adalah salah satu akhlak yang terpuji dan dicintai Allah SWT. Janji Allah kepada orang yang berkata jujur adalah ampunan atas segala dosa serta pahala yang besar berupa surga di akhirat.

Rasulullah SAW bersabda:

 عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا 

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim).” 

Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Akhlak tersebut selalu dianjurkan oleh agama dan mempunyai keutamaan serta manfaat bagi yang melakukannya, baik di dunia maupun di akhirat.

Keutamaan perilaku jujur :

  1. Jujur membuat perasaan nyaman dan hati tenang
    Diriwayatkan oleh Hasan bin Ali, Rasulullah SAW bersabda, “Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.” (HR. Turmudzi).

  2. Mendapat pahala seperti orang syahid di jalan Allah
    Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan mengantarkannya dalam golongan orang-orang syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.” (HR. Muslim).

  3. Selamat dari bahaya
    Diriwayatkan oleh Manshur bin Mu’tamir, Rasulullah SAW bersabda, “Berperangailah selalu dalam kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya, ia merupakan keselamatan.” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya)Diriwayatkan oleh Manshur bin Mu’tamir, Rasulullah SAW bersabda, “Berperangailah selalu dalam kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya, ia merupakan keselamatan.” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya)

Begitu pentingnya sikap jujur ini sampai Allah Subhanahu Wataála katakan dalam Al-Qur`an surah At-Taubah:119 “bahwa Allah memerintahkan orang-orang yang beriman dan bertaqwa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya kemudian Allah perintahkan agar berteman bergaul dan bersama orang-orang yang jujur”.

Berlaku jujur juga merupakan sifat yang dimiliki para nabi dan dan para sahabat. Sehingga tak heran Rasulullah Shallahu `Alaihi Wasallam memiliki sifat Shiddiq (jujur) dan Abu Bakar pun Rasullah beri julukan Shiddiq (jujur) karena selalu membenarkan apa yang diperbuat oleh Rasulullah dan berkata jujur. 

Dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan Imam Bukhari, Muslim ,Abu Dawud dan Tirmidzi, Rasulullah mewajibkan kepada ummatnya untuk berlaku jujur, karena jujur itu membawa kepada kebaikan dan surga, sebaliknya Rasulullah mengecam orang yang berdusta karena membawa kedurhakaan dan neraka.

Dengan demikian sebagai makhluk Allah yang hanya sebentar saja hidup di dunia ini, sudah semestinya kita berlomba-lomba dalam kebaikan, menabur sebanyak mungkin kemaslahatan, dan menghindari kemudharatan. Salah satunya dengan berlaku jujur dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap jujur akan membuat orang lain menaruh kepercayaan kepada kita, sikap jujur akan membuat orang nyaman di dekat kita, sikap jujur juga akan membuat orang simpati dengan kita dan tak kalah penting bahwa kejujuran akan memudahkan kita dalam menggapai kesuksesan dunia maupun akhirat. 

Jika anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut, bisa hubungi langsung DKM Musholla Al Ikhlas.

Barokallahu Fiikum.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Adab ketika menguap


Setan merasa senang ketika godaannya berhasil dan dituruti oleh manusia. Menguap dikatakan sebagai godaan setan, karena setanlah yang mengajak manusia untuk memenuhi keinginan syahwatnya. Sementara menguap terjadi ketika seseorang cenderung malas, banyak tidur, dan berat dalam melakukan ketaatan, sesunguhnya setan selalu memotivasi manusia untuk menguap “Naudzubillah”.

Agama Islam mengajarkan manusia akhlak-akhlak yang mulia dan melarang manusia dari akhlak-akhlak yang tercela. Diantara akhlak mulia dalam Islam adalah Islam mengajarkan adab ketika menguap. Diantara adab yang diajarkan Islam ketika menguap adalah berusaha menahannya sebisa mungkin. Tidak membiarkan mulutnya ternganga dan terbuka ketika menguap.  

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit (mengucapkan “yarhamukallah”). Sedangkan menguap itu dari setan, jika seseorang menguap hendaklah dia tahan semampunya. Bila orang yang menguap sampai mengeluarkan suara ‘haaahh’, setan tertawa karenanya.” (HR. Bukhari 6223)

Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan:

 إذا حصل التثاؤب يشرع له أمور عدة. الأمر الأول: أنه يكظم ما استطاع يعني: يضم فمه ما استطاع حسب الطاقة. الثاني: أنه يضع يده على فيه. الثالث: أنه لا يقول: هاه، بل يحفظ لسانه ولا يتكلم بشيء لا قليل ولا كثير 

“Jika menguap, disyariatkan beberapa perkata: Pertama, menahan mulut sebisa mungkin, yaitu dengan cara menggabungkan bibir sebisa mungkin. Kedua, (jika tidak mampu maka) meletakkan tangan di mulutnya. Ketiga, menjaga lisannya agar tidak berkata-kata baik sedikit maupun banyak”

Secara tegas Allah ta’ala berfirman,

وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“..dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak pengikutnya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Ada yang menarik dari penjelasan salah seorang ulama yang bernama Ibnu Bathol rahimahullah mengenai makna hadits yang kami sebutkan di atas. 
Beliau mengatakan,

إضافة التثاؤب إلى الشيطان بمعنى إضافة الرضا والإرادة

“Penyandaran perbuatan menguap kepada setan maksudnya adalah penisbatan pada keridhoan dan keinginan setan” (dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, saat mensyarh hadits ini)

Bila menguap itu sendiri sudah termasuk perbuatan yang mengundang ridho setan, lalu bagaimana lagi dengan seorang yang menguap plus dibarengi suara sekuat tenaga ?! Yang secara jelas Nabi shallallahu’alaihi wasallam menegaskan dalam sabda beliau, ” Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan akan menertawainya.” ?!

Ini baru ucapan “haah” saja sudah membuat setan tertawa, sekedar desiran suara ringan yang keluar tatkala menguap. Bagaimana lagi bila yang diucapkan adalah ucapan dengan intonasi suara yang lebih kencang dan nadanya lebih panjang. Tentu lebih girang lagi setan dibuatnya.

Maka dari itu mulai saat ini mari kita ubah kebiasaan kurang baik tersebut. Yaitu berusaha menahan suara ketika menguap. Jangan sampai kita menjadi penyebab setan tertawa. Dan juga berusaha melestarikan adab-adab lainnya yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam ketika menguap.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina muhammad wa ‘ala aalihi wa'ashabihi wasallam.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Larangan isbal


Secara terminologi isbal adalah memanjangkan, melabuhkan dan menjulurkan kain, pakaian, celana atau sarung hingga menutupi mata kaki dan menyentuh tanah, baik karena sombong ataupun tidak.

Isbal secara bahasa adalah masdar dari “asbala”, “yusbilu-isbaalan”, yang bermakna “irkhaa-an”, yang artinya; menurunkan, melabuhkan atau memanjangkan. 

Salah satu kewajiban seorang muslim adalah meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala perkara, termasuk dalam masalah pakaian. Rasulullah telah memberikan batas-batas syar’I terhadap pakaian seorang muslim, perhatikan hadits-hadits berikut:.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Keadaan sarung seorang muslim hingga setengah betis, tidaklah berdosa bila memanjangkannya antara setengah betis hingga di atas mata kaki. Dan apa yang turun dibawah mata kaki maka bagiannya di neraka. Barangsiapa yang menarik pakaiannya karena sombong maka Alloh tidak akan melihatnya” [Hadits Riwayat. Abu Dawud 4093, Ibnu Majah 3573, Ahmad 3/5, Malik 12. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al-Misykah 4331]

Berkata Syaroful Haq Azhim Abadi rahimahullah : “Hadits ini menunjukkan bahwa yang sunnah hendaklah sarung seorang muslim hingga setengah betis, dan dibolehkan turun dari itu hingga di atas mata kaki. Apa saja yang dibawah mata kaki maka hal itu terlarang dan haram. [Aunul Ma’bud 11/103]

Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang otot betisku lalu bersabda, “Ini merupakan batas bawah kain sarung. Jika engkau enggan maka boleh lebih bawah lagi. Jika engkau masih enggan juga, maka tidak ada hak bagi sarung pada mata kaki” [Hadits Riwayat. Tirmidzi 1783, Ibnu Majah 3572, Ahmad 5/382, Ibnu Hibban 1447. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah 1765]

Hadits-hadits di atas mengisyaratkan bahwa panjang pakaian seorang muslim tidaklah melebihi kedua mata kaki dan yang paling utama hingga setengah betis, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya yang banyak

Dari Abi Juhaifah Radhiyallahu ‘anhu berkata.

Aku melihat Nabi keluar dengan memakai Hullah Hamro’ seakan-akan saya melihat kedua betisnya yang sangat putih” [Tirmidzi dalam Sunannya 197, dalam Syamail Muhammadiyah 52, dan Ahmad 4/308]

‘Ubaid bin Khalid Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Tatkala aku sedang berjalan di kota Madinah, tiba-tiba ada seorang di belakangku sambil berkata, “Tinggikan sarungmu! Sesungguhnya hal itu lebih mendekatkan kepada ketakwaan.” Ternyata dia adalah Rasulullah. Aku pun bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah, ini Burdah Malhaa (pakaian yang mahal). Rasulullah menjawab, “Tidakkah pada diriku terdapat teladan?” Maka aku melihat sarungnya hingga setengah betis”.[Hadits Riwayat Tirmidzi dalam Syamail 97, Ahmad 5/364. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Mukhtashor Syamail Muhammadiyah, hal. 69]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya tentang seseorang yang memanjangkan celananya hingga melebihi mata kaki. Beliau menjawab :’ Panjangnya qomis, celana dan seluruh pakaian hendaklah tidak melebihi kedua mata kaki, sebagaimana telah tetap dari hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam” [Majmu’ Fatawa 22/14]

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : “ Walhasil, ada dua keadaan bagi laki-laaki; dianjurkan yaitu menurunkan sarung hingga setengah betis, boleh yaitu hingga di atas kedua mata kaki. Demikian pula bagi wanita ada dua keadaan; dianjurkan yaitu menurunkan di bawah mata kaki hingga sejengkal, dan dibolehkan hingga sehasta” [Fathul Bari 10/320]

Dalil-dalil haramnya Isbal

  1. Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ قَالَ: فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَ مِرَارًا. قَالَ أَبُو ذَرٍّ: خَابُوا وَخَسِرُوا، مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الْمُسْبِلُ، وَالْمَنَّانُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka adzab yang pedih. Rasulullah menyebutkan tiga golongan tersebut berulang-ulang sebanyak tiga kali, Abu Dzar berkata : “Merugilah mereka! Siapakah mereka wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab : “Orang yang suka memanjangkan pakaiannya, yang suka mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu.” [Hadits Riwayat Muslim 106, Abu Dawud 4087, Nasa’i 4455, Darimi 2608. Lihat Irwa’: 900]

  2. “Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ “Barangsiapa yang melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” [Hadits Riwayat Bukhari 5783, Muslim 2085]

  3. Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda : مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِى النَّارِ “Apa saja yang di bawah kedua mata kaki di dalam neraka.” [Hadits Riwayat Bukhari 5797, Ibnu Majah 3573, Ahmad 2/96]

  4. “Dari Mughiroh bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu, adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Sufyan bin Sahl! Janganlah kamu isbal, sesungguhnya Allah tidak menyenangi orang-orang yang isbal.” [Hadits Riwayat. Ibnu Majah 3574, Ahmad 4/26, Thobroni dalam Al-Kabir 7909. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 2862]

  5. “Waspadalah kalian dari isbal pakaian, karena hal itu termasuk kesombongan, dan Allah tidak menyukai kesombongan” [Hadits Riwayat Abu Dawud 4084, Ahmad 4/65. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 770]

  6. Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata, : “Saya lewat di hadapan Rasulullah sedangkan sarungku terurai, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegurku seraya berkata, “Wahai Abdullah, tinggikan sarungmu!” Aku pun meninggikannya. Beliau bersabda lagi, “Tinggikan lagi!” Aku pun meninggikannya lagi, maka semenjak itu aku senantiasa menjaga sarungku pada batas itu. Ada beberapa orang bertanya, “Seberapa tingginya?” “Sampai setengah betis.”[Hadits Riwayat Muslim 2086. Ahmad 2/33]

Berkata Syakh Al-Albani rahimahullah, : “Hadits ini sangat jelas sekali bahwa kewajiban seorang muslim hendaklah tidak menjulurkan pakaiannya hingga melebihi kedua mata kaki. Bahkan hendaklah ia meninggikannya hingga batas mata kaki, walaupun dia tidak bertujuan sombong, dan di dalam hadits ini terdapat bantahan kepada orang-orang yang isbal dengan sangkaan bahwa mereka tidak melakukannya karena sombong! Tidakkah mereka meninggalkan hal ini demi mencontohkan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap Ibnu Umar?? Ataukah mereka merasa hatinya lebih suci dari Ibnu Umar?” [Ash-Shahihah: 4/95]

Berkata Syaikh Bakr Abu Zaid :” Dan hadits-hadits tentang pelarangan isbal mencapai derajat mutawatir makna, tercantum dalam kitab-kitab shohih, sunan-sunan, ataupun musnad-musnad, diriwayatkan dari banyak sekali oleh sekelompok para sahabat. Beliau lantas menyebutkan nama-nama sahabat tersebut hingga dua puluh dua orang. Lanjutnya : “ Seluruh hadits tersebut menunjukkan larangan yang sangat tegas, larangan pengharaman, karena di dalamnya terdapat ancaman yang sangat keras. Dan telah diketahui bersama bahwa sesuatu yang terdapat ancaman atau kemurkaan, maka diharamkan, dan termasuk dosa besar, tidak dihapus dan diangkat hukumnya. Bahkan termasuk hukum-hukum syar’i yang kekal pengharamannya.”[Hadd Tsaub Wal Uzroh Wa Tahrim Isbal Wa Libas Syuhroh, hal. 19]

Dampak negatif Isbal

Isbal kehaaramannya telah jelas, bahkan di dalam isbal terdapat beberapa kemungkaran yang tidak bisa diangga remeh, diantaranya adalah :

  1. Menyelisihi Sunnah
    Menyelesihi sunnah termasuk perkara yang tidak bisa dianggap enteng dan ringan, karena kewajiban setiap muslim untuk mengamalkan setiap sendi dien dalam segala perkara baik datangnya dari Al-Qur’an atau Sunnah. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman. فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rosul, takut akan di timpa cobaan (fitnah) atau ditimpa adzab yang pedih” [QS An-Nur : 63]

  2. Mendapat Ancaman Neraka
    Berdasarkan hadits yang sangat banyak berisi ancaman neraka [2], bagi yang melabuhkan pakaiannya, baik karena sombong taupun tidak.

  3. Termasuk Kesombongan
    Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah : “Kesimpulannya isbal melazimkan menarik pakaian, dan menarik pakaian melazimkan kesombongan, walaupun pelakunya tidak bermaksud sombong” (Fathul Bari 10/325). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Waspadalah kalian dari isbal pakaian, karena hal itu termasuk kesombongan, dan Allah tidak menyukai kesombongan” [Hadits Riwayat Abu Dawud 4084, Ahmad 4/65, dishohihkan oleh Al-Albany dalam As-Shohihah 770]

    Berkata Ibnul Aroby rahimahullah : “Tidak boleh bagi laki-laki untuk memanjangkan pakaiannya melebihi kedua mata kaki, meski dia mengatakan : “Aku tidak menariknya karena sombong”, karena larangan hadits secara lafazh mecakup pula bagi yang tidak sombong, maka tidak boleh bagi yang telah tercakup dalam larangan, kemudian berkata : “Aku tidak mau melaksanakannya karena sebab larangan tersebut tidak ada pada diriku”, ucapan semacam ini merupakan klaim yang tidak bisa diterima, bahkan memanjangkan pakaian itu sendiri menunjukkan kesombongan” [Fathul Bari 10/325]

  4. Menyerupai Wanita
    Isbal bagi wanita disyari’atkan bahkan wajib, dan mereka tidak diperkenankan untuk menampakkan anggota tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Orang yang isbal berarti mereka telah menyerupai wanita dalam berpakaian, dan hal itu terlarang secara tegas, berdasarkan hadits. Dari Ibnu Abbas ia berkata ; “Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” [Hadits Riwayat Bukhari 5885, Abu Dawud 4097, Tirmidzi 2785, Ibnu Majah 1904]

    Imam At-Thobari berkata : “Maknanya tidak boleh bagi laki-laki menyerupai wanita di dalam berpakaian dan perhiasan yang menjadi kekhususan mereka, demikian pula sebaliknya” [Fathul Bari II/521]

    Dari Khorsyah bin Hirr berkata : “Aku melihat Umar bin Khaththab, kemudian ada seorang pemuda yang melabuhkan sarungnya lewat di hadapannya. Maka Umar menegurnya seraya berkata : “Apakah kamu orang yang haidh?” pemuda tersebut menjawab : “Wahai amirul mukminin apakah laki-laki itu mengalami haidh?” Umar menjawab ; “Lantas mengapa engkau melabuhkan sarungmu melewati mata kaki?” kemudian Umar minta diambilkan guting lalu memotong bagian sarung yang melebihi kedua mata kakinya”. Kharsyah berkata : “Seakan-akan aku melihat benang-benang di ujung sarung itu” [Hadits Riwayat Ibnu Syaibah 8/393 dengan sanad yang shohih, lihat Al-Isbal Lighoiril Khuyala, hal. 18]

    Akan tetapi laa haula wal quwwata illa billah, zaman sekarang yang katanya modern, patokan berpakaian terbalik, yang laki-laki melabuhkan pakaianya menyerupai wanita dan tidak terlihat darinya kecuali wajah dan telapak tangan!, Yang wanita membuka pakaianya hingga terlihat dua betisnya bahkan lebih dari itu. Yang lebih tragis lagi terlontar cemoohan dan ejekan kepada laki-laki yang memendekkan pakaiannya karena mencontoh Nabi dan para sahabat. Manusia zaman sekarang meman aneh, mereka mencela dan mengejek para wanita yang memanjangkan jilbabnya karena taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulnya, akhirnya kepada Alloh kita mengadu” [Al-Isbal Lighoiril Khuyala hal. 18]

  5. Berlebih Lebihan
    Tidak ragu lagi syari’at yang mulia ini telah memberikan batas-batas berpakaian, maka barangsiapa yang melebihi batasnya sungguh ia telah belebih-lebihan.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ “Dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” [al-A’raf/7: 31] Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata : “Apabila pakaian melebihi batas semestinya, maka larangannya dari segi isrof (berlebih-lebihan) yang berakhir pada keharaman” [Fathul Bari II/436]

  6. Terkena Najis
    Orang yang isbal tidak aman dari najis, bahkan kemungkinan besar najis menempel dan mengenai sarungnya tanpa ia sadari, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Naikkan sarungmu karena hal itu lebih menunjukkan ketakwaan dalam lafazh yang lain lebih suci dan bersih” [Hadits Riwayat Tirmidzi dalam Syamail 97, Ahmad 5/364, dishohihkan oleh Al-Albani dalam Mukhtashar Syama’il Muhammadiyyah hal. 69]

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan :

  1. Isbal adalah memanjangkan pakaian hingga menutupi mata kaki, baik karena sombong maupun tidak, dan hal ini haram dilakukan bagi laki-laki.
  2. Batasan pakaian seorang laki-laki ialah setengah betis, dan dibolehkan hingga di atas mata kaki, tidak lebih.
  3. Hukum isbal itdak berlaku bagi wanita, bahkan mereka disyari’atkan menurunkan pakaiannya hingga sejengkal di bawah mata kaki.
  4. Isbal pakaian tidak hanya sarung, berlaku bagi setiap jenis pakaian berupa celana, gamis, jubah, sorban dan segala sesuatu yang menjulur ke bawah.
  5. Isbal karena sombong adalah dosa besar, oleh karena itu pelakunya berhak tidak dilihat oleh Allah pada hari kiamat, tidak disucikan-Nya, dan baginya adzab yang pedih.
  6. Isbal jika tidak sombong maka baginya adzab neraka apa yang turun di bawah mata kaki.
  7. Isbal memiliki beberapa kemungkaran, sebagaimana telah berlalu penjelasannya.
  8. Klaim sebagian orang yang melakukan isbal dengan alasan tidak sombong merupakan klaim yang tidak bisa diterima. Maka bagi mereka, kami sarankan untuk memperdalam ilmu dan merujuk kalam ulama dalam masalah ini.

[Disalin dari majalah Al Furqon, Edisi : 03/IV/Syawal 1443 H. Penerbit Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon, Alamat : Maktabah Ma’had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim].
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Berburu Lailatul Qadar


Tangis haru bercampur gembira meliputi kita semua, sebagai hamba-Nya yang merindukan malam lailatul qadar, malam yang memiliki kemuliaan lebih baik dari 1000 bulan. Salah satu yang membuat bahagia adalah karena  Allah Subhanahu Wata'ala masih memberikan peluang kepada hamba-Nya untuk menggapainya.

Mereka yang merindu cinta Illahi, menjelang sepuluh malam terakhir, lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah. Dengan penuh harap, mendapat berkah tersembunyi rahasia langit yang kuncinya di tangan Ilahi.

Akankah kita termasuk hamba-Nya yang beruntung? Hamba yang menyambut jamuan-Nya dengan penuh persiapan? Hamba yang menghadiri jamuan-Nya dengan "Iman" dan "Ihtisab (mengharap ridho-Nya)"? Atau justru hamba yang terlalai? Naudzubillah. 

Tidak diketahui secara pasti kapan datangnya malam lailatul qadar. Di dalam Al-Quran menyebutkan bahwa malam lailatul qadar biasanya terjadi pada malam ganjil seperti 21, 23, 25, 27, dan 29.. 

Berikut ini adalah tanda – tanda malam lailatul qadar :
 
  1. Udara yang tenang, damai, dan tidak panas.
    Rasulullah SAW bersabda:

    إنها ليلة سمحة طلقة لا حارة ولا باردة تجري على الناس رحمة فيها

    “Sesungguhnya malam itu adalah malam yang lembut, cerah, tidak panas dan tidak dingin. Pada malam itu turun rahmat kepada manusia.” (HR. Ahmad)

  2. Penuh cahaya di langit dan di bumi
    Rasulullah SAW bersabda:

    إنها ليلة طلقاء بيضاء كأنها صبح يومها لا تشبهها ليلة

    “Sesungguhnya malam itu adalah malam yang cerah putih seperti pagi harinya. Tidak ada malam yang menyerupainya.” (HR. Ahmad)

  3. Malaikat dan Ar Ruh yaitu malaikat Jibril (turun pada malam Lailatul Qadar).
    Allah Subhanahu Wataála berfirman:

    تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

    “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Rabb mereka untuk mengatur segala urusan.” (QS. Al-Qadr: 4)                                                                               Salah satu keistimewaan malam Lailatul Qadar adalah ditandai dengan turunnya para malaikat. Turunnya malaikat tersebut menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membaca Al Quran. Serta mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis Dzikir dan Majelis Ilmu.

  4. Malam tersebut adalah malam yang banyak terkabulnya doa. Rasulullah SAW bersabda:

    من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

    “Barangsiapa yang shalat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  5. Malam tersebut adalah malam yang ada tanda-tanda di pagi harinya, seperti matahari yang terbit tanpa sinar yang menyilaukan, atau langit yang cerah tanpa awan.
    Rasulullah SAW bersabda:

    إن ليلة القدر ليلة سمحة طلقة لا حارة ولا باردة يطلع صبيحتها الشمس دائرة حمراء ليس لها شعاع

    “Sesungguhnya Lailatul Qadar adalah malam yang lembut, cerah, tidak panas dan tidak dingin. Pada pagi harinya matahari terbit bulat merah tanpa sinar.” (HR. Muslim)

Itulah beberapa ciri-ciri Lailatul Qadar yang bisa kita jadikan sebagai petunjuk untuk mencarinya. Namun, kita tidak boleh bergantung pada ciri-ciri tersebut, karena bisa jadi kita salah mengira atau tidak melihatnya. Yang terpenting adalah kita berusaha untuk menghidupkan malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dengan ibadah dan amal saleh, seperti shalat, tilawah Al-Quran, dzikir, doa, sedekah, dan lain-lain. Semoga Allah Subhanahu Wataála memberikan kita kesempatan untuk mendapatkan Lailatul Qadar dan keutamaannya.

Jika anda membutuhkan info lebih lanjut tentang makna yang tersurat di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, bisa hubungi langsung DKM Musholla Al Ikhlas.

Barokallahu Fiikum.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Menjadi pribadi yang lebih baik


Islam adalah agama yang mengajarkan tata cara hidup yang baik dan berakhlak mulia. Menjadi seorang Muslim yang baik bukanlah hal yang mudah, namun juga bukanlah hal yang mustahil. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam mempraktikkan ajaran Islam secara kaffah.

Berbuat baik bisa itu dilakukan di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Berbuat baik sangat luas cakupannya bahkan dalam hal sekecil atau sesederhana apapun. Berbuat baik bisa dipraktekan pada teman atau pelanggan kita. Berbuat baik itu banyak manfaatnya, orang yang senantiasa berbuat baik pastinya dapat pahala dan dimudahkan ditambah rezekinya oleh Allah Subhanahu Wataála. Berbuat baik itu tidaklah sulit .. kembali kepada diri kita : mau apa tidak ?

Allah Subhanahu Wataála berfirman dalam Al Qur'an Surah Yunus Ayat 26  "Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya"

Orang yang beruntung adalah orang yang mampu menjadikan hari-harinya lebih baik dari hari sebelumnya. Sebagai makluk ciptaan Allah, menjadi lebih baik merupakan pencapaian yang harus diraih setiap hamba-NYA. Karena orang yang hidupnya hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung “Barangsiapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang beruntung, sedangkan barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang rugi dan barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka orang semacam itu dilaknat oleh Allah”. (HR Bukhari).

Berdasarkan dalil tersebut, menjadi lebih baik harus menjadi prinsip hidup kita, sebagaimana Rasulullah terapkan dalam hidupnya, yaitu “Tiada hari tanpa meningkatkan kualitas hidup”. Lebih baik yang dimaksud mencakup segala hal, mulai dari urusan duniawi hingga urusan akhirat.

Untuk menjadi lebih baik, dibutuhkan semangat positif, ada dua semangat yang perlu dipelihara agar keseharian kita membawa perubahan lebih baik, yaitu semangat memperbaiki diri dan semangat menuntut ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat.

Dengan menumbuhkan semangat memperbaiki diri, kita akan merasa senang dan berterimakasih kepada siapapun yang menyampaikan saran dan kritik kepada kita. Kita juga tidak sungkan bertanya kepada siapapun mengenai kekurangan kita sehingga dapat cepat diperbaiki. Kita tidak perlu rendah diri atau rugi jika meminta saran kepada orang lain, karena dengan begitu, kita jadi semakin bisa mengevaluasi diri dan memperbaikinya dengan cepat. Ini lebih baik daripada mencari kelemahan orang lain.

Kemudian, tumbuhkan selalu semangat menambah ilmu dan pengetahuan kita, agar wawasan semakin luas dan pengetahuan semakin dalam. Semua ini akan memperbaiki kualitas kita dalam berbicara, semakin arif dan memutuskan dan semakin hijak dalam bertindak. Sediakan waktu, dana dan energi khusus untuk meningkatkan dan menambah ilmu.

Adanya dua semangat ini, akan mendorong kita untuk mengerjakan sesuatu dengan persiapan dan perencanaan yang matang dan bertanggung jawab. Membuat lingkungan kerja “tertulari” semangat kerja yang luar biasa, etos kerja yang positif dan semuanya kita kerjakan dengan keikhlasan dan kejujuran, sebagai salah satu bentuk ibadah kita.

Dalam artikel ini, kita akan membahas rahasia sukses dalam menjadi seorang muslim yang baik:

  1. Menjaga hubungan dengan Allah
    Hubungan yang kuat dengan Allah adalah kunci utama dalam menjadi seorang Muslim yang baik. Menjaga hubungan dengan Allah meliputi ibadah, doa, dan membaca Al-Quran secara rutin. Selain itu, juga penting untuk memperbanyak zikir dan berdzikir dalam setiap aktivitas yang dilakukan.

  2. Mengikuti Sunnah Rasulullah
    Sunnah Rasulullah adalah contoh yang terbaik bagi umat Islam. Mengikuti sunnah Rasulullah dalam setiap tindakan dan perkataan adalah salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari dan mengamalkan sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

  3. Menjaga etika dan akhlak yang baik
    Islam mengajarkan tentang pentingnya menjaga etika dan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini termasuk dalam hubungan dengan sesama manusia, baik itu keluarga, teman, maupun lingkungan sekitar. Memperlihatkan sikap rendah hati, sopan santun, serta memperlakukan orang lain dengan baik adalah hal yang sangat ditekankan dalam agama Islam.

  4. Berlaku adil dan jujur
    Adil dan jujur adalah nilai yang sangat penting dalam Islam. Menjaga kejujuran dalam setiap tindakan dan perkataan adalah salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Selain itu, berlaku adil dalam setiap tindakan juga merupakan tanda bahwa kita benar-benar mengikuti ajaran Islam.

  5. Membantu sesama
    Membantu sesama adalah salah satu ajaran penting dalam Islam. Sebagai Muslim, kita diwajibkan untuk membantu sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari memberikan sumbangan kepada orang yang membutuhkan, memberikan bantuan dalam bentuk tenaga atau waktu, hingga memberikan nasihat dan dukungan kepada sesama.

  6. Memperbaiki diri sendiri
    Memperbaiki diri sendiri adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup kita sebagai seorang Muslim. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari perbuatan yang buruk, mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan yang baik, serta memperbaiki diri dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, pendidikan, dan keuangan.

  7. Menjaga hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar
    Keluarga dan lingkungan sekitar merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Menjaga hubungan yang baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar dapat membantu meningkatkan kualitas hidup kita, serta membantu kita untuk menjadi seorang Muslim yang baik.

  8. Menghindari perbuatan yang haram
    Menghindari perbuatan yang haram merupakan salah satu cara untuk menjadi seorang Muslim yang baik. Hal ini termasuk dalam menghindari perbuatan dosa dan maksiat, seperti meminum minuman keras, berjudi, dan melakukan perbuatan yang tidak baik lainnya. Dengan menghindari perbuatan yang haram, kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah.

  9. Selalu bersyukur
    Bersyukur merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam. Selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah merupakan tanda bahwa kita benar-benar menghargai dan menghormati karunia yang telah diberikan-Nya. Dengan bersyukur, kita juga dapat memperbaiki mental dan emosi kita, serta membantu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah.

  10. Mengikuti ajaran Islam dengan konsisten
    Terakhir, untuk menjadi seorang Muslim yang baik, kita perlu mengikuti ajaran Islam dengan konsisten. Hal ini termasuk dalam menjalankan ibadah, mengikuti ajaran Islam dalam setiap tindakan dan perkataan, serta menghindari perbuatan yang haram. Dengan mengikuti ajaran Islam dengan konsisten, kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah.

Jika anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut tentang bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik, bisa hubungi langsung DKM Musholla Al Ikhlas.

Barokallahu Fiikum.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hakekat rizki


Rizki atau rejeki bukanlah kata yang asing yang terasa janggal di telinga kita. Kata ini sering disebut-sebut dalam sebuah perbincangan atau saat orang bicara tentang kebutuhan hidup. Rizki bukan hanya berarti bagi kelangsungan hidup umat manusia, tapi juga sangat penting bagi kelangsungan makhluk hidup lainnya. Itulah sebabnya mengapa kata ini disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 112 kali dalam 41 surat. Dan inilah simbol kepedulian Allah tentang pentingnya rizki.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Istighfar diwaktu sahar yang terlupakan


Kita semua tentu ingin bahagia, hanya saja banyak orang yang tidak tahu apa arti kebahagiaan, atau tidak tahu jalan menuju kebahagiaan itu, atau pura-pura tidak tahu. Kebahagiaan bukanlah persepsi atau semacam ekspresi yang dibuat-buat. Kebahagiaan adalah stage final perjalanan spiritual atau sebuah titik akhir dari pemahaman.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Sehat segar selama berpuasa


Berpuasa di bulan Ramadhan, jika ditinjau dari sudut pandang kesehatan, memiliki banyak manfaat disamping pahala tentunya. Ilmu kedokteran sekarang ini telah mengakui manfaat dari berpuasa dimana dapat berimbas terhadap kesehatan dan kebaikan tubuh serta daya pikir seseorang.

Perubahan jadwal makan pastinya akan membuat proses metabolisme tubuh juga berubah sehingga perlu penyesuaian di awal-awal bulan puasa. Demikian juga asupan karbohidrat, protein dan vitamin yang sangat mendukung kinerja organ vital tubuh secara optimal otomatis berubah takarannya, terutama dalam waktu konsumsinya. 

Selama bulan suci Ramadhan, makanan yang kita makan diupayakan tidak berbeda jauh dengan makanan kita sehari-hari sebelum bulan puasa dan diupayakan sesederhana mungkin. Makanan yang kita makan perlu diatur sedemikian rupa sehingga kita tetap dapat mempertahankan berat badan yang normal, tidak bertambah atau berkurang. Akan tetapi, jika anda memiliki berat badan yang berlebih, maka Ramadhan ini adalah saat yang ditunggu-tunggu untuk menurunkan berat badan. 

Karena puasa Ramadhan yang akan kita laksanakan berlangsung selama 10-12 jam, kita perlu mengkonsumsi makanan yang lambat dicerna termasuk makanan yang mengandung serat, bukan makanan yang cepat dicerna. Makanan yang lambat dicerna dapat bertahan sampai 8 jam, sedangkan makanan yang cepat dicerna hanya bertahan 3 sampai 4 jam. 


Gambar diatas menunjukkan kondisi gula darah tubuh seseorang jika sahur dengan makanan yang tepat, dan berbasis nutrisi dan protein yang seimbang. Dengan kondisi seperti ini, seseorang mendapatkan kualitas berpuasa yang fit dan bugar. Sebaiknya hindari makanan yang cepat dicerna ketika sahur, seperti makanan-makanan yang mengandung karbohidrat tinggi (high glycemic index) seperti nasi, roti, mie, gula, tepung terigu, dan lain-lain. 

Makanan seperti ini hanya akan memberikan energi ke tubuh anda 3-4 jam, dan setelah itu anda akan merasakan turunnya gula darah. Saat seperti ini, akan merasakan kekurangan tenaga (loyo), mengantuk, lapar dan kondisi lainnya. Selama 14 jam, anda tidak akan merasa nyaman berpuasa, karena mungkin anda merasakan pusing dll. 


Gambar diatas menunjukkan kondisi gula darah tubuh seseorang jika sahur dengan makanan yang kurang tepat. Dengan kondisi seperti ini, seseorang akan mendapatkan kualitas berpuasa yang kurang fit dan kurang bugar. 

Sahur sangat penting untuk menjaga energi tubuh sepanjang hari. Apalagi ketika berpuasa, tubuh kita selama 14 jam membutuhkan energi yang optimal. Ketika seseorang tidak sahur, maka tubuhnya tidak akan mendapatkan asupan enerji dan bisa dipastikan selama 14 jam berpuasa tubuhnya tidak fit dan tidak bugar. 

Adapun bagi orang yang berbuka puasa, dengan menyantap hidangan yang banyak dan berlebihan dapat mengakibatkan gula darah naik turun, sehingga tubuhpun akan mengantuk atau letih karena proses insulin menormalkan gula darahnya. Ibadah malam hari pun menjadi tidak maksimal, tubuhpun tak kunjung bisa lebih langsing. 

Sahur lah dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan ketika berbuka dengan makanan sehat secukupnya. Setelah sholat isya dan tarawih nikmati makanan yang mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. 

Berikut Strategi agar senantiasa sehat dan segar selama berpuasa :
 
  1. Cukup air
    Memang sangat sederhana, tapi air justru sering dilupakan ketika adzan magrib berkumandang. Kebutuhan air tidak boleh Anda abaikan. Tidak harus air putih, kalau ingin variasi, Anda bisa mengkonsumsi teh, susu, jus buah, koktail buah, ataupun kuah sayur.

    Idealnya, manusia minum 2 liter atau setara dengan 8 gelas air setiap hari. Angka kebutuhan tersebut dipicu oleh rata-rata pengeluaran urin orang dewasa, yakni sekira 1,5 liter per hari. Selain urine, air juga keluar melalui pernapasan, keringat, dan pergerakan usus. Adapun makanan hanya menyumbang 20 persen dari jumlah total yang diperlukan tubuh. Jadi, air yang Anda minum berfungsi menggantikan cairan tubuh yang hilang. Perbanyaklah minum sebelum shalat tarawih, sesudahnya, dan saat makan sahur agar kecukupan air dalam tubuh Anda tetap di batas normal.

  2. Cukup kalori
    Kalori akan menghasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk aktivitas. Dalam sehari, wanita membutuhkan kalori sekira 1900 kalori, sedangkan pria 2100 kalori. Saat berpuasa, tentunya Anda bisa memenuhi kebutuhan tersebut pada saat berbuka dan sahur. Oleh karena itu, pilihlah makanan alami agar makanan lebih mudah diubah menjadi kalori tanpa menghasilkan efek negatif bagi tubuh, seperti bahan pengawet dan zat kimia.

    Selain itu, pandai-pandailah memilih makanan yang diasup. Makanan mengandung kadar gula tinggi, seperti soda, permen, cookies, cake, dan jus kemasan termasuk jenis asupan sebaiknya dikurangi. Pasalnya, semua jenis makanan tersebut masuk dalam jenis karbohidrat sederhana, dimana kemampuan penyerapan tubuh berlangsung lebih cepat saat makanan tersebut diproses dalam sistem pencernaan. Hasilnya? Perut Anda akan mudah merasa lapar kembali.

    Dengan kata lain, asupan karbohidrat memegang peranan penting saat Anda berpuasa. Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, roti gandum, oatmel, dan kentang manis, sangat tepat untuk dikonsumsi saat sahur.

    Nah, saat kebutuhan karbohidrat terpenuhi, otak manusia dapat memroduksi hormon serotonin untuk memastikan seseorang akan merasa segar sepanjang hari meskipun tengah berpuasa.

  3. Makan secara bertahap.
    Lapar karena seharian berpuasa bukan alasan untuk mengumbar nafsu makan saat berbuka. Perhatikan kebutuhan yang harus Anda penuhi, di antaranya karbohidrat 50-60 persen, protein 10-20 persen, lemak 20-25 persen, cukup vitamin dan mineral dari sayur dan buah.

    Kemudian, makanlah secara bertahap. Anda bisa mulai berbuka dengan makanan ringan atau minuman manis, seperti kolak pisang, kurma, atau teh manis. Makanan manis mengandung karbohidrat sederhana yang mudah diserap dan segera menaikkan kadar gula darah. Jadi, jangan terlalu banyak. Ada baiknya makanlah secara bijaksana.

    Setelah shalat magrib, barulah konsumsi makanan pelengkap, terdiri dari nasi atau pengganti nasi, protein dari ayam, ikan, atau daging, tahu atau tempe, serat dari sayuran, dan lain-lain, bisa menjadi menu pilihan Anda.

    Setelah sholat tarawih, Anda dapat makan camilan berupa buah-buahan segar, seperti apel, pir, jeruk, semangka, stroberi, melon, nanas, atau pepaya. Pembagian makan bisa Anda lakukan, misalnya 50 persen untuk berbuka, 10 persen setelah salat tarawih, dan 40 persen saat sahur.

Jika anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut tentang asupan nutrisi dan tips pola makan sehat di saat puasa, bisa hubungi langsung DKM Musholla Al Ikhlas.

Barokallahu Fiikum.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Berandai andai dalam Islam


Dalam kehidupan di dunia ini manusia tidak lepas dari musibah dan cobaan. Sikap seorang mukmin adalah menerima takdir yang telah terjadi dan bersabar menghadapinya. Sebagian orang jika tertimpa musibah mengatakan ”Seandainya aku tidak melakukan ini, maka aku tidak mengalami ini”. Atau ”Seandainya aku jadi orang kaya, pasti aku tidak mengalami kesusahan ini”. Nah, bagaimanakah Islam memandang pengandaian?

Iman kepada takdir adalah salah satu pilar Islam. Kita meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi telah diketahui oleh Allah sebelum hal itu terjadi. Dan Allah juga telah memerintahkan pena takdir untuk mencatat segala peristiwa yang akan terjadi hingga hari kiamat 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. 

Kehendak Allah pasti terlaksana, tidak ada yang bisa mengelakkannya. Semua makhluk dan perbuatannya merupakan buah dari ciptaan-Nya. Hal ini tentu akan membuat hati seorang yang beriman merasakan ketentraman. Dia akan beramal sebaik-baiknya dan berprasangka baik kepada Allah Ta’ala. Allah sangat penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Maka salah satu sifat yang harus dipunyai oleh seorang muslim ialah bersikap pasrah terhadap takdir dan tidak memprotes keputusan Allah Ta’ala. Sehingga apabila musibah menimpa maka hati mereka merasa ridha terhadap perbuatan-Nya dan bersabar dalam menghadapi musibah. Inilah kewajiban kita. 

Imam Ibnu Qayyim rohimahulloh mengatakan, “Letak kebahagiaan manusia ialah pada semangatnya untuk meraih perkara yang bermanfaat bagi dirinya, baik untuk kehidupan dunia maupun akhiratnya. Mewujudkan semangat adalah dengan cara mengerahkan segenap kesungguhan dan mencurahkan segenap kemampuan. Apabila seseorang yang sangat bersemangat menggeluti perkara yang bermanfaat baginya maka semangatnya itu layak untuk dipuji. Seluruh potensi kesempurnaan diri akan terwujud dengan tergabungnya kedua perkara ini: ia memiliki semangat yang menyala-nyala dan semangatnya itu dicurahkan kepada sesuatu yang bermanfaat baginya…” 

Rencana yang telah dibuat rupanya tidak menjadi kenyataaan. Sudah belajar mati-matian tapi kok tidak lulus ujian. Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap? Menjadi orang yang lemah ataukah menjadi sosok yang tabah? Nabi Muhammad SAW melarang kita merasa lemah. Karena perasaan lemah ketika tertimpa musibah akan membangkitkan celaan, protes serta kemarahan dan sedih di dalam diri. Padahal itu semua termasuk ulah syaithan. Maka Nabi Muhammad SAW melarang kita mengucapkan “Seandainya demikian maka demikian” karena ucapan itu akan membuka celah munculnya hal-hal tersebut. Orang yang tabah menyadari bahwa semuanya sudah ditakdirkan. Dia tidak menyesali kesungguhan dan upaya yang sudah ditempuhnya.

Bentuk pengandaian yang dilarang : 
  1. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk memprotes syari’at, dalam hal ini hukumnya haram. Contohnya adalah perkataan: “Seandainya judi itu halal, tentu kami sudah untung besar setiap harinya.”

  2. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk menentang takdir, maka hal ini juga hukumnya haram. Semacam perkataan: “Seandainya saya tidak demam, tentu saya tidak akan kehilangan kesempatan yang bagus ini.”

  3. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk penyesalan, ini juga hukumnya haram. Contoh: seseorang ingin membeli sesuatu dgn harapan memperoleh untung ternyata malah rugi kemudian ia berkata: "Andaikan aku tidak membelinya tentu aku tidak akan rugi." Ini merupakan penyesalan dan kesedihan. Peristiwa seperti ini banyak terjadi dan ini dilarang.

  4. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk menjadikan takdir sebagai dalih untuk berbuat maksiat, maka hukumnya haram.

  5. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk berangan-angan, ini dihukumi sesuai dengan yang diangan-angankan karena terdapat kaedah bahwa hukum sarana sama dengan hukum tujuan.

  6. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan hanya sekedar pemberitaan, maka ini hukumnya boleh. Contoh: “Seandainya engkau kemarin menghadiri pengajian, tentu engkau akan banyak paham mengenai jual beli yang terlarang.”

Sesungguhnya ucapan 'andaikan' itu memang tidak secara mutlak dilarang. Terkadang seseorang boleh mengucapkannya kalau ia mengharapkan suatu kebaikan. Namun, apabila sebaliknya yaitu menggarap kejelekan maka ini tidak diperbolehkan.  

Bentuk pengandaian yang diperbolehkan : 
  1. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk memprotes syari’at, dalam hal ini hukumnya haram. Contohnya adalah perkataan: “Seandainya judi itu halal, tentu kami sudah untung besar setiap harinya.”

  2. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk menentang takdir, maka hal ini juga hukumnya haram. Semacam perkataan: “Seandainya saya tidak demam, tentu saya tidak akan kehilangan kesempatan yang bagus ini.”

  3. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk penyesalan, ini juga hukumnya haram. Contoh: seseorang ingin membeli sesuatu dgn harapan memperoleh untung ternyata malah rugi kemudian ia berkata: "Andaikan aku tidak membelinya tentu aku tidak akan rugi." Ini merupakan penyesalan dan kesedihan. Peristiwa seperti ini banyak terjadi dan ini dilarang.

  4. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk menjadikan takdir sebagai dalih untuk berbuat maksiat, maka hukumnya haram.

  5. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan untuk berangan-angan, ini dihukumi sesuai dengan yang diangan-angankan karena terdapat kaedah bahwa hukum sarana sama dengan hukum tujuan.

  6. Apabila ucapan ’seandainya’ digunakan hanya sekedar pemberitaan, maka ini hukumnya boleh. Contoh: “Seandainya engkau kemarin menghadiri pengajian, tentu engkau akan banyak paham mengenai jual beli yang terlarang.”

Jadi, apabila yang diangan-angankan adalah sesuatu yang jelek dan maksiat, maka kata andaikata dalam hal ini menjadi tercela dan pelakunya terkena dosa, walaupun dia tidak melakukan maksiat. Misalnya: “Seandainya saya kaya seperti si fulan, tentu setiap hari saya bisa berzina dengan gadis-gadis cantik dan elok.” 

Namun, apabila yang dianggan-angankan adalah hal yang baik-baik atau dalam hal mendapatkan ilmu nafi’ (yang bermanfaat). Misalnya: “Seandainya saya punya banyak kitab, tentu saya akan lebih paham masalah agama.” Atau kalimat lain: “Seandainya saya punya banyak harta seperti si fulan, tentu saya akan memanfaatkan harta tersebut untuk banyak berderma.” 

Sudah seyogyanya kita terapkan ilmu ini dalam keseharian kita. Ketika kita tidak berhasil memperoleh apa yang kita inginkan. Janganlah terbuai dengan pengandaian dan angan-angan. Karena hal itu akan membuka jalan syaithan untuk berkeliaran menusuk-nusuk hati kita dengan perasaan jengkel, protes dan marah terhadap takdir Allah. Padahal kita tahu, Allah Maha adil dan bijaksana. Bisa jadi musibah ini merupakan sebab terhindarnya kita dari bencana yang lebih dahsyat darinya. Allah lebih tahu apa yang lebih bermanfaat bagi kita. Adapun kita, kita ini bodoh dan zalim. 

Maka marilah kita dalami Khazanah ilmu pengetahuan tentang Islam dan berintrospeksi diri sekali lagi, perintah apa yang kita lalaikan, larangan apa yang kita terjang, dimanakah letak kekeliruan kita, jangan-jangan selama ini dosa kita sudah menggunung tanpa kita sadari, atau kita tidak ikhlas. Atau selama ini kita berusaha semata-mata mengandalkan diri sendiri dan lalai dari memohon pertolongan Allah, sehingga Allah Subhanahu Wataála pun membiarkan kita mengurusi diri kita sendiri. 

Wallahualam Bishawab
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ekspedisi alam akhirat


Setiap kita pasti akan melintasi kematian menuju alam keabadian, yaitu akhirat. Di lintasan pertama, kita akan singgah di alam barzakh, untuk selanjutnya melintasi hari-hari akhirat; mulai dari al-ba’ts(kebangkitan), al-hasyr (penghimpunan), al-hisâb (penghitungan), al-mîzân (penimbangan), hingga apakah kita akan ke surga, atau ke neraka?
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hati hati dengan hatimu

banner ads

Hati itu ibarat sebuah cermin, sebuah cermin memantulkan apa yang ada dihadapannya, jika dihadapannya sebuah benda yang bagus maka ia akan memantulkan kembali kebagusan tersebut, akan tetapi jika yang dihadapan sebuah cermin adalah benda yang jelek maka pasti cermin tadi akan memantulkan sama dengan apa yang dicerminkan.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kembalikan rasa mu


Jangan pernah kamu merasa bahwa kamu sendirian di dunia ini, sungguh Allah tidak pernah jauh darimu. Allah begitu dekat denganmu, maka pastikan kamu selalu bergantung kepada-Nya, tidak ada jalan selamat dari hawa nafsu dan gejolaknya, kecuali kamu berlindung kepada Allah Subhanahi Wataála.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS