Hari Ultah Ku


Meski tak ada ritual khusus dalam menyambut bahagia dan suka cita pada hari ini, aku bersyukur kepada Allah Subahanhu Wata'ala yang senantiasa memiberikan nikmat sehat wal afiat. Semoga Keberkahan senantiasa menghiasi perjalanan waktuku hingga akhir hayatku.

Semoga bertambah segala kebaikan yang ada pada diriku, dan semoga tidak ada keburukan yang kan tertinggal dalam hati ini, mudah-mudahan apa yang aku cita-citakan untuk menjadi penanda dalam perjalanan hidupku segera terwujud, meski harus dengan usaha yang mungkin terkadang sulit. Aku yakin keselamatan dan kesuksesan serta keberuntungan akan senantiasa menghampiriku, amin. 

Hidup sebenarnya adalah jalan yang kita lihat, dan hidup adalah jalan yang kita pilih untuk kita hadapi. Jika kita fokus pada apa yang kita anggap salah, maka kesalahan yang akan kita dapat, karena itu alihkan perhatian kita pada kemungkinan atau harapan yang positif, dengan begitu maka hal positif yang akan menyertai kehidupan kita seterusnya. 

Nikmati hidup sebagaimana apa adanya di tiap waktu yang berharga setiap harinya. Nikmati sukses hari ini dan yang akan datang, tidak dari jarak yang jauh atau nanti, tetapi saat ini, yaitu dengan cara mencoba menikmati dan beryukur atas apa pun yang kita dapat, saat ini lebih banyak yang kita punya dari pada yang kita inginkan. Lihat disekeliling kita betapa indah dunia yang kita miliki. 

Sukses itu sebenarnya adalah suatu masa yang memang harus kita mulai sejak hari ini. Kenyataan memang tidak selalu sama dengan apa yang kita inginkan. Apa yang kita harapkan memang berpengaruh terhadap kenyataan yang kita miliki. Harapan kita bukanlah alat ajaib yang bisa membawa langsung kepada pilihan kita. Tetapi harapan membuka jalan yang lebih jelas dan realistis terhadap kehidupan kita. Harapan tidak semerta-merta merubah dunia disekeliling kita. Harapan positif bisa membuat kita melihat ke depan, dan itu membuat kita menjadi termotivasi untuk menjadi petunjuk jalan dalam menggapai sukses. 

Mari kita renungkan dan kita lihat apa yang sudah kalian miliki. Bukankah banyak hal yang menakjubkan yang kita miliki ? coba tinggalkan ketakutan tentang apa yang akan terjadi besok, coba lihat apa yang telah kita miliki saat ini. Siapa kalian saat ini adalah cukup, apa yang kalian punya saat ini adalah menyenangkan bukan ? saat ini adalah saat yang sangat baik, biarkan diri kita berada pada saat ini dan nikmati apa yang kita miliki saat ini. 

Nikmati kesempurnaan yang kalian miliki. Karena kita telah memiliki banyak hal di dalam diri kita, fokus pada apa yang kalian miliki bukan pada apa yang kita inginkan. Ketahuilah , diantara kita memiliki banyak hal baik yang mengalir dalam hidup kita. Hidup yang kita jalani adalah cara hidup yang kita pilih dan kita alami, oleh sebab itu nikmati setiap saat dengan hal yang berarti dan tujuan hidup yang berharga. Nikmati apa yang ada di sekeliling kita, perhatian, cinta, kasih sayang, tujuan hidup, saat ini adalah waktu kalian, tempat dimana kita melangsungkan hidup, bukan besok, atau kemarin tapi hari ini. 

Hari ini adalah waktu untuk hidup, untuk mengalami, untuk belajar, dan untuk sukses. Mari kita nikmati hari ini untuk terus beryukur dan menjadi sukses pada hari ini. Jika kita menginginkan hidup yang benar-benar bermakna, maka amati dan perjuangkanlah hidup kalian mulai hari ini, sudahkan kita merasa benar dan yakin bahwa itu adalah benar ? 

Akhir kata, sebagai penutup rangkaian ungkapan hati di ULTAH ku kali ini . Aku berdoa semoga di tahun mendatang Aku dapat mewujudkan mimpi-mimpi yang telah kugoreskan melalui media silaturahmi ini sekaligus melengkapi mimpi-mimpi yang belum sempat terwujud di tahun lalu. Harapanku semoga kiranya Allah Subhanahu Wata'ala memberikan kesempatan padaku agar bisa berbuat lebih baik lagi dan diperkenankan untuk berjumpa pada 16 oktober tahun 2024, untuk kembali merasakan kebersamaan dengan My family Bapak Tua Rahmat bin Dapann, amin Ya Robbal Alamiiin.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Apa itu Bahagia


Bahagia itu bukan karena segala sesuatu baik, tetapi karena kita mampu melihat hal baik dari segala sesuatu. Bahagia itu sederhana yaitu jangan bandingkan yang telah datang dan yang sudah pergi, dan jangan bandingkan hidup kita dengan orang lain.

Melalui pesan yang dikirimkannya, seorang sahabat berkata bahwa bahagia itu sederhana. Lalu dia pun menjelaskan apa yang dimaksudnya melalui untaian kalimat sederhana dan mudah dipahami maknanya. Apa saja katanya?

Berikut pesan sahabat itu selengkapnya :
  1. Mendengar istri cerewet di rumah, berarti aku masih punya istri.
  2. Mendengar suami masih mendengkur di sebelahku berarti aku masih punya suami.
  3. Merasa letih dan jemu menasihati anak yang nakal, berarti aku masih punya anak yang mewarnai hidupku.
  4. Merasa letih setiap malam selepas bekerja, itu berarti aku masih mampu bekerja keras.
  5. Membersihkan piring dan gelas kotor setelah menerima tamu di rumah, itu berarti aku punya teman.
  6. Pakaianku terasa agak sempit, itu berarti aku makan cukup.
  7. Mencuci dan menyetrika timbunan baju, itu berarti aku memiliki pakaian.
  8. Membersihkan halaman rumah, mengepel lantai, itu berarti aku memiliki tempat tinggal.
  9. Mendapatkan banyak tugas pekerjaan itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.
  10. Mendengar bunyi klakson itu berarti aku masih bisa mendengar. 
  11. Mendengar rintik air hujan di pagi hari ini, itu berarti aku masih hidup.

Sesungguhnya banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari, oleh sebab itu berhenti mengeluh dan bersyukurlah, bersyukur dalam setiap keadaan meski tak ada alasan untuk bersyukur sekalipun. Mari kita sama-sama mencoba untuk bersyukur walau keadaan tak seperti apa yang kita harapkan, selalu ada hikmah di balik semua itu. Janganlah menunggu bahagia baru bersyukur, tapi bersyukurlah maka engkau akan bahagia.

Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hati hati terhadap amarah


Marah adalah gejolak jiwa yg mengarah pada tindak kekerasan, yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Semua orang pasti pernah mengalami salah satu bentuk emosi ini. Marah yang dipendam di dalam maupun yang tampak di luar, sama-sama meninggalkan jejaknya pada tubuh kita. Disadari atau tidak, pada akhirnya akan menimbulkan suasana yang kurang menyenangkan (tidak harmonis) di sekeliling kita.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhari].

Mengapa marah ini harus dihindari, alasannya secara umum adalah karena marah ini perbuatan tercela yang datangnya dari setan. amarah mampu menutup akal sehat dan membuat orang yang marah ini mampu melakukan halhal yang diluar batas, misal marah karena diejek atau meras dihina, maka kemudian ia tega membunuh atau menganiaya orang yang menghinanya. Atau marah karena dilecehkan, kemudian orang yang marah ini berniat untuk membalas dendam dengan berbautan yang lebih buruk. Marah-marah yang disebabkan oleh nafsu seperti ini haram hukumnya dalam islam dan termasuk perbautan tercela.

Ada marah yang diperbolehkan dalam islam, yang termasuk dalam perbuatan terpuji, yaitu marah yang disyariatkan dalam agama. Misalnya marah karena agamanya dihina atau dilecehkan atau marah karena melihat kedzoliman terjadi didepan mata kita. Marah yang seperti bukan timbul dari nafsu, namun dari ghiroh atas kecintaan kita terhadap agama. Maka dari itu marah yang seperti ini diperbolehkan.

RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : 
“Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.” (HR. Bukhari no. 6114 dan Muslim no. 2609).

Al Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Anas Al Juba’i , bahwa RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda,

 مَنْ كَظَمَ غَيْظًا – وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ – دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ 

“Siapa yang dapat menahan marahnya padahal ia mampu untuk meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari kiamat sehingga orang itu memilih bidadari cantik sesuka hatinya.” (HR. Abu Daud no. 4777 dan Ibnu Majah no. 4186 Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Cara hilangkan kemarahan

Lalu, bagaimanakah cara mengendalikan marah tersebut? RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم mangajarkan cara-cara menghilangkan kemarahan dan cara menghindari efek negatifnya, diantaranya adalah:

  1. Membaca ta’awudz ketika marah.
    Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim rahimakumullah meriwayatkan hadits dari Sulaiman bin Surod Radliyallahu ‘anhu : “Ada dua orang saling mencela di sisi Nabi Shalallahu alaihi wasallam dan kami sedang duduk di samping Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم . Salah satu dari keduanya mencela lawannya dengan penuh kemarahan sampai memerah wajahnya. Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : Sesungguhnya aku akan ajarkan suatu kalimat yang kalau diucapkan akan hilang apa yang ada padanya. Yaitu sekiranya dia mengucapkan : ‘Audzubillahi minasy Syaithani rrajiim’. Maka mereka berkata kepada yang marah tadi : Tidakkah kalian dengar apa yang disabdakan nabi? Dia menjawab : Aku ini bukan orang gila.”

  2. Dengan duduk.
    Apabila dengan ta’awudz kemarahan belum hilang maka disyariatkan dengan duduk, tidak boleh berdiri. Al Imam Ahmad dan Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan hadits dari Abu Dzar Radliyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri duduklah, jika belum hilang maka berbaringlah.” Hal ini karena marah dalam berdiri lebih besar kemungkinannya melakukan kejelekan dan kerusakan daripada dalam keadaan duduk. Sedangkan berbaring lebih jauh lagi dari duduk dan berdiri.

  3. Tidak bicara
    Diam tidak berbicara ketika marah merupakan obat yang mujarab untuk menghilangkan kemarahan, karena banyak berbicara dalam keadaan marah tidak bisa terkontrol sehingga terjatuh pada pembicaraan yang tercela dan membahayakan dirinya dan orang lain. Dalam hadits disebutkan :“Apabila diantara kalian marah maka diamlah.” Beliau ucapkan tiga kali. (HR. Ahmad)

  4. Berwudlu
    Sesungguhnya marah itu dari setan. Dan setan itu diciptakan dari api maka api itu bisa diredam dengan air, demikian juga sifat marah bisa diredam dengan berwudlu. RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : ”Sesungguhnya marah itu dari syaithan dan syaithan itu dicipta dari api, dan api itu diredam dengan air maka apabila diantara kalian marah berwudlulah.” (HR. Ahmad dan yang lainnya dengan sanad hasan)

Kapan Kita Boleh Marah? 

Tidak semua kemarahan itu tercela, ada yang terpuji , bahkan sampai pada tingkatan harus marah yaitu ketika kita melihat agama Allah direndahkan dan dihinakan, maka kita harus marah karena Allah terhadap pelakunya. RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم tidak pernah marah jika celaan hanya tertuju pada pribadinya dan beliau sangat marah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah maka Beliau tidak diam, beliau marah dan berbicara.

Ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم melihat kelambu rumah Aisyah ada gambar makhluk hidupnya (yaitu gambar kuda bersayap) maka merah wajah Beliau dan bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah orang membuat gambar seperti gambar ini.” (HR. Bukhari Muslim)

Al Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Anas radhiyallahu anhu : “Anas membantu rumah tangga RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم selama 10 tahun, maka tidak pernah beliau berkata kepada Anas : “ah”, sama sekali. Beliau tidak berkata terhadap apa yang dikerjakan Anas : “mengapa kamu berbuat ini.” Dan terhadap apa yang tidak dikerjakan Anas,”Tidakkah kamu berbuat begini.” (HR. Bukhari dan Muslim) Begitulah keadaan beliau senantiasa berada diatas kebenaran baik ketika marah maupun ketika dalam keadaan ridha / tidak marah. Dan demikianlah semestinya setiap kita selalu diatas kebenaran ketika ridha dan ketika marah.

RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda : artinya : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu berbicara yang benar ketika marah dan ridha.” (Hadits shahih riwayat Nasa’i) Al Imam Ath Thabari rahimahullah meriwayatkan hadits Anas : “Tiga hal termasuk akhlak keimanan yaitu : orang yang jika marah kemarahannya tidak memasukkan ke dalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.”

Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah سبحانه وتعالى, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu dan syahwatnya menyeret kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran.

Bulan Ramadhan merupakan saat yang tepat melatih diri kita menuju sifat kesempurnaan dengan menghilangkan sifat marah dan berupaya menjadi orang yang tidak mudah marah. Semoga Allah memudahkan kita untuk bisa mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-NYA.
Sumber :Buletin Musholla Al Ikhlas
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Waktu tak kan pernah kembali


Begitu berharganya waktu sampai-sampai orang barat berkata ”Time is money”.  Kehilangan waktu atau waktu dilalui dengan aktivitas yang tidak bermanfaat, ibarat kehilangan segepok uang. Beda lagi dengan bangsa Arab yang terkenal dengan agadiumnya yang berbunyi, “Waktu laksana pedang, bila engkau tak menaklukkannya, ia akan memenggalmu”.

Dalam kitab Al-Jawaabul Kaafi karya imam Ibnul Qayim rahimahullahu disebutkan bahwa Imam Syafi’i berkata,
 
الوقت سيف فإن قطعته و إلّا قطعتك, و نفسك إن لم تشغلها بالحق و إلاّ شغلتك بالباطل 

“Waktu laksana pedang, jika engkau tidak menggunakannya maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia”.

Hal ini menunjukkan bahwa kita harus mengolah waktu ke hal-hal yang positif dan bermanfaat. Dan janganlah sekali-kali menggunakannya untuk hal-hal yang sia-sia.  

Allah Subhanahu Wataála berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr:1-3). 

Sobat yang dirahmati Allah Ta’ala, seharusnya kita sadar dan menyadari bahwa waktu itu sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba, sangat amat disayangkan jika waktu itu berlalu saja tanpa ada selipan ketaatan di dalamnya. 

Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
 
ما ندمت على شيء ندمي على يوم غربت شمسه نقص فيه أجلي و لم يزد فيه عملي 

“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam ajalku berkurang, namun amalku tidak bertambah”. 

Dan tanda Allah menelantarkan hamba ialah salah satunya Allah jadikan ia sibuk dalam hal-hal yang sia-sia. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

من علامة إعراض الله عن العبد أن يجعله شغله فيما لا يعنيه خذلانا من الله عزوجل 

“Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya” (Al Bahrur Ra’iq, hal. 70) 

Waktu akan membentuk manusia menjadi seorang yang baik, atau buruk, tergantung pilihan yang diambil. Belajarlah dengan baik selagi masih muda, beranilah mencoba selagi masih ada kesempatan. Hormatilah orang tua selagi mereka masih ada, ingatlah mereka kalau sudah tiada. Bercanda rialah dengan teman selagi masih bisa bertemu, bangunlah pertemanan yang sejati. Cintailah pasanganmu dengan tulus, karena cinta adalah salah satu anugrah Tuhan yang indah. Berdoalah dengan sungguh-sungguh kepada Sang Pencipta, sebelum nanti waktu-NYA yang tiba.

Masa lalu, sekarang, dan masa depan. Ingat dan belajarlah dari kesalahan di masa lalu, supaya lebih bijak melangkah ke depan. Rasakan, nikmati, dan jalani dengan penuh, hidup di saat ini, supaya terasa maknanya. Berdoa, optimis, dan tersenyumlah menatap masa depan, karena selalu ada keajaiban untuk waktu yang belum terlewati itu. 

Tidak ada yang bisa membeli kenangan indah di masa lalu, begitu juga tidak ada yang bisa merubah kenangan buruk di masa lalu. Terimalah. Kehidupan manusia seperti alunan nada-nada dalam sebuah musik klasik, memiliki tempo, dan tinggi rendah nada yang berbeda-beda. Tidak ada yang benar-benar sama, masing-masing unik. Seringkali perlu mendengar dengan hati, untuk dapat menikmatinya. Seperti hidup ini, terkadang jawaban dari suatu pertanyaan bukanlah dari akal atau kepandaian, tapi dari dalam hati. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan,

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ 

“Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2459, beliau mengatakan hadis ini ‘hasan’)  

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ: شَبابَكَ قبلَ هِرَمِكَ ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ ، وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ 

“Manfaatkan dengan baik lima perkara sebelum (datangnya) 5 perkara, yaitu: (1) Masa mudamu sebelum (datang) masa tua. (2) Masa sehatmu, sebelum (datang) masa sakit. (3) Masa mampumu sebelum datang masa fakir. (4) Masa luangmu, sebelum datang masa sibuk. (5) Masa hidupmu sebelum (datang) kematian.” (HR. Al-Hakim no. 7846 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 10248 dengan sanad yang sahih) 

Semoga Allah Subhanahu Wataála mudahkan diri kita mengisi hari-hari kita dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, konsisten di dalamnya dan tidak menunda-nunda waktu. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang lebih mengutamakan kualitas amal dari pada kuantitasnya, yaitu beramal dengan ikhlas mengharap rida Allah dan beribadah sesuai dengan tuntunan serta petunjuk dari Nab iMuhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca Selengkapnya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS